Menu

GDP China Turun Ke Level Terendah Sejak 1992, Pasar Masih Optimis

Pandawa

Ekonomi China kembali mencapai rekor terendah baru di kuartal kedua 2019, karena terpukul oleh perang dagang yang tidak kunjung usai.

Pada hari Senin (15/Juli), Departemen Statistik China merilis data GDP kuartal kedua yang hanya mencatat pertumbuhan 6.2 persen (dalam basis tahunan). Meskipun sesuai dengan ekspektasi pasar, angka tersebut lebih buruk dibandingkan rilis periode sebelumnya yang sebesar 6.4 persen, sekaligus menjadi yang terendah dalam 27 tahun terakhir. Selain itu, sejak krisis finansial global 2009 lalu, GDP China tidak pernah berada di bawah 6.4 persen dalam basis tahunan.

Kabar buruk dari data GDP China pagi ini tidak terlalu mengejutkan pasar. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi yang sebesar 6.2 persen masih dalam range 6.0 persen-6.5 persen, yang sebelumnya sudah ditetapkan pemerintah sebagai proyeksi ekonomi di tahun 2019.

Sementara dalam basis kuartalan (Quarter-over-Quarter), perekonomian China naik 1.6 persen, melampaui ekspektasi kenaikan 1.5 persen, dan lebih baik dari pertumbuhan 1.4 persen pada kuartal sebelumnya. Perhitungan GDP secara Year to Date (YTD) juga mencatat kenaikan 6.3 persen, meski terpantau lebih lambat jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang 6.4 persen.

 

Data Ekonomi China Lain Cukup Impresif

Dalam waktu yang bersamaan, Departemen Statistik China juga merilis beberapa data fundamental seperti Retail Sales yang melonjak sebesar 9.8 persen YoY di bulan Juni. Rilis data tersebut mengungguli ekspektasi ekonom sebelumnya yang memprediksi kenaikan 8.5 persen saja, dan lebih baik dari kenaikan 8.6 persen YoY pada bulan sebelumnya.

Catatan impresif lainnya juga datang dari laporan Produksi Industri China bulan Juni yang naik sebesar 6.3 persen dalam basis tahunan, meningkat tajam dari angka periode Mei yang hanya 5.0 persen.

Sementara itu, Fixed Asset Investment China mencatat kenaikan 5.8 persen sepanjang periode Januari-Juni, lebih baik ketimbang rilis 5.6 persen dari periode sebelumnya. Perlu diketahui, data Fixed asset Investment merupakan komponen penting dalam perhitungan GDP karena mencakup pengeluaran nasional untuk aset fisik seperti real estate, infrastruktur, hingga permesinan (machinery).

 

Mata Uang Komoditas Menguat

Rilis Retail Sales, Industrial Production, dan Fixed Asset Investment yang positif tampaknya cukup melegakan investor, sekalipun laporan GDP turun dari periode sebelumnya. Akibatnya, minat terhadap aset berisiko meningkat, termasuk pada mata uang komoditas.

Dolar Australia dan Dolar New Zealand menjadi dua mata uang berperforma terbaik di sesi perdagangan Asia pagi ini. Hal itu tercermin dari pergerakan pair AUD/USD yang naik menuju level tertinggi selama 7 sesi terakhir pada kisaran 0.7032. Sedangkan pair NZD/USD melonjak mendekati level tertinggi sejak pekan kedua bulan April, dan berada di level 0.6721.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE