Menu

GDP Dan Klaim Pengangguran Mengecewakan, Dolar AS Tertekan

Nadia Sabila

GDP AS kuartal pertama direvisi memburuk dan klaim pengangguran terbilang masih tinggi meski turun. Dolar AS merespon laporan tersebut dengan pelemahan.

Seputarforex - Ekonomi Amerika Serikat terjun bebas ke level negatif pada kuartal pertama 2020, lebih rendah daripada ekspektasi pasar. Berdasarkan laporan Departemen Perdagangan AS yang dirilis pada hari Kamis (28/Mei) malam ini, Gross Domestic Product (GDP) estimasi kedua anjlok -5 persen, lebih rendah daripada -4.8 persen di estimasi pertama.

Kemerosotan pertumbuhan tersebut mengakhiri ekspansi GDP AS dan menjadi yang terbesar kedua pasca krisis 2008. Hal ini mencerminkan investasi bisnis yang lebih lemah meski diimbangi dengan belanja konsumen sedikit menguat.

Pandemi virus Corona yang memaksa pemerintah di berbagai negara untuk menghentikan sementara aktivitas bisnis, telah mengobrak-abrik tatanan perekonomian global, tak terkecuali AS. Para ekonom memprediksi bahwa kebijakan lockdown yang diterapkan sejak akhir Maret lalu di AS akan menyeret pertumbuhan ekonomi turun lebih dalam di kuartal ketiga tahun ini.

 

Klaim Pengangguran AS Masih Tinggi

Selain data GDP AS, ada pula data Unemployment Claims yang turut mempengaruhi Dolar AS hari ini. Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan bahwa masih ada 2.1 juta orang yang mengajukan tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir tanggal 23 Mei. Meskipun turun dibanding angka klaim pengangguran pekan sebelumnya yang sebanyak 2.4 juta orang, tetapi data malam ini melampaui estimasi pasar.

"Angka itu terbilang masih besar, tetapi jika jumlah orang yang mengajukan klaim pengangguran terus menurun, maka hal ini masih bisa dipandang sebagai hal positif bagi ekonomi," kata Chris Zaccareli, analis Independent Advisor Allience.

 

Dolar AS Melemah, Prospek EUR/USD Cerah

Kedua data ekonomi yang mengecewakan tersebut melemahkan Dolar AS. Indeks Dolar turun 0.5 persen menuju 98.46. Pelemahan Dolar AS paling mencolok terjadi versus Euro, dengan EUR/USD yang menguat 0.72 persen ke 1.1084.

Selain karena Dolar AS yang lemah, Euro diminati pembeli pasca pengumuman stimulus dari Uni Eropa sebesar 750 miliar Euro. Stimulus tersebut diluncurkan guna menyangga ekonomi dari pukulan pandemi.

Menurut analisis Simon Harvey dari Monex Europe, price action Euro ke depan akan banyak dipengaruhi oleh risiko sentimen global. Oleh karena itu, pihaknya mengekspektasikan volatilitas EUR/USD akan terdukung dalam beberapa pekan ke depan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE