Menu

GDP Jepang Capai Level Terlemah Sejak 2014

Pandawa

Kenaikan pajak yang dilakukan pemerintah Jepang pada bulan Oktober 2019 melukai konsumsi, sehingga berimbas terhadap laju pertumbuhan GDP Kuartal IV/2019.

Seputarforex.com - Pada hari Senin (17/Februari), Departemen Statistik Jepang merilis data GDP tahunan yang secara mengejutkan menyentuh -6.3 persen. Angka ini jauh lebih buruk ketimbang data periode sebelumnya dan forecast ekonom yang memprediksi kemerosotan ke -3.8 persen saja. Jika ditarik secara garis besar, level GDP kali ini menjadi yang terburuk sejak tahun 2014 silam.

Data GDP Jepang dalam basis kuartalan -1.6 persen di periode yang sama, lebih buruk ketimbang ekspektasi penurunan menuju -1.0 persen, dan melemah jauh dari data periode sebelumnya yang menghimpun kenaikan 0.1 persen saja.

Langkah berani yang dilakukan pemerintah Jepang dalam menaikkan pajak demi menggenjot inflasi telah berdampak buruk pada hampir seluruh lini perekonomian. Tidak tanggung-tanggung, konsumsi swasta turun 2.9 persen, dan pengeluaran modal mengalami kemerosotan pertama dalam tiga kuartal terakhir.

 

Ancaman Resesi Ekonomi Mengintai

Para analis berpendapat jika dampak meluas dari epidemi virus Corona yang merusak output dan pariwisata, berpotensi merusak pertumbuhan pada kuartal pertama 2020 dan mendorong Jepang ke dalam resesi. Perlu dicatat, resesi ekonomi terkonfirmasi apabila pertumbuhan GDP berada di zona minus selama dua kuartal berturut turut.

"Ada peluang yang cukup besar bahwa ekonomi Jepang akan mengalami kontraksi lagi pada Januari-Maret. Virus Corona tidak hanya menekan pariwisata dan ekspor, tetapi juga dapat membebani konsumsi domestik... Terlebih, apabila wabah ini tidak kunjung usai hingga perhelatan Olimpiade di Jepang, maka kerusakan ekonomi akan semakin besar," kata Taro Saito, analis eksekutif dari NLI Research Institute.

Kemerosotan perekonomian membuat posisi Bank Sentral Jepang (BoJ) semakin sulit lantaran saat ini sudah tidak punya banyak opsi yang bisa diambil. "Tidak banyak yang bisa dilakukan BoJ... Pelonggaran moneter tambahan mungkin mempunyai dampak buruk yang lebih banyak dibandingkan dampak baik bagi perekonomian," ujar Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute.

 

Yen Berpeluang Kembali Melemah

Pada saat berita ini diturunkan, posisi Yen bergerak relatif tenang versus Dolar AS, nyaris tidak terpengaruh atas buruknya rilis data GDP Jepang pagi ini. Pair USD/JPY berada pada level 109.81, menguat sebatas 0.03 persen dari harga Open harian. Secara keseluruhan, pasangan mata uang ini masih berada di dekat kisaran tertinggi sejak awal 2020.

Sebagai salah satu mata uang safe haven di tengah wabah virus Corona, Yen tidak melemah terlalu jauh melawan mata utama lainnya. Namun jika resesi ekonomi Jepang terkonfirmasi, Yen berpotensi melanjutkan pelemahan terutama terhadap Dolar AS.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE