Menu

GDP Jepang Kembali Positif, Household Spending Pulih

Pandawa

Perekonomian Jepang pulih pada kuartal ketiga karena kenaikan pengeluaran rumah tangga yang mencatat kenaikan cukup signifikan. Namun, prospek ekonomi ke depan tetap mengkhawatirkan karena risiko COVID-19.

Seputarforex - Pada hari Selasa (08/Desember), data GDP kuartal III/2020 dilaporkan naik 22.9 persen secara tahunan (Year-over-Year). Angka ini rebound dari kontraksi tajam pada kuartal kedua, sekaligus mengungguli ekspektasi kenaikan sebesar 21.5 persen saja.

Kenaikan tajam data GDP Jepang juga terlihat secara kuartalan (Quarter-over-Quarter). Data tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 5.3 persen, berhasil melampaui forecast ekonom untuk kenaikan 5.0 persen, dan bangkit dari kemerosotan 8.3 persen pada kuartal kedua lalu. Secara garis besar, perekonomian Jepang pulih secara cepat pada karena pembatasan sosial tidak kembali diberlakukan seperti halnya di awal kuartal kedua.

 

Pengeluaran Rumah Tangga Mulai Pulih, Risiko COVID-19 Masih Ada

Data GDP Jepang kuartal III yang positif sebenarnya tidak terlepas dari faktor pendukung seperti pulihnya pengeluaran rumah tangga (Household Spending). Dalam rilis terpisah, data tersebut dilaporkan naik 1.9 persen secara tahunan di bulan Oktober. Ini menjadi kenaikan pertama dalam setahun terakhir.


Kenaikan pengeluaran rumah tangga Jepang sebenarnya masih berada di bawah ekspektasi pasar. Meski demikian, rebound dari penurunan 10.2 persen di periode sebelumnya sedikit menumbuhkan optimisme untuk pemulihan ekonomi Jepang. Apalagi, Household Spending dalam basis bulanan sukses mengungguli ekspektasi dengan kenaikan 2.1 persen di bulan Oktober.

Namun di tengah tanda-tanda pemulihan yang sedang terbentuk, terselip kekhawatiran menyusul lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini yang terjadi di banyak negara. Kondisi ini tentu saja mengaburkan prospek ekonomi Jepang yang sebagian besar sangat bergantung pada sektor ekspor.

"Aktivitas ekonomi kembali setelah penerapan lockdown pada kuartal kedua dan berdampak langsung terhadap kenaikan pengeluaran rumah tangga… Tapi dampak pandemi tetap ada, jadi kita harus mencermati perkembangannya," kata seorang pejabat pemerintah dalam sebuah statement.

Risiko kebangkitan pandemi saat vaksin belum tersedia diperkirakan akan menjadi tantangan berat bagi pembuat kebijakan Jepang. Kabar terbaru menyebut bahwa PM Suga telah menyiapkan stimulus baru sebesar 73.6 triliun Yen untuk membantu pemulihan ekonomi di tahun 2021 mendatang.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE