Menu

GDP Jepang Lampaui Ekspektasi, Outlook Ekonomi Masih Buruk

A Muttaqiena

GDP Jepang mencatat pertumbuhan melebihi ekspektasi pada kuartal IV/2018, tetapi komponen ekonomi vital masih lesu.

Laporan Gross Domestic Product (GDP) yang dirilis Jepang pada sesi Asia hari ini (8/Maret), menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang melebihi ekspektasi pada kuartal IV/2018. Meski demikian, para ekonom menilai kalau outlook ekonomi negeri Sakura masih cukup suram, lantaran lemahnya konsumsi masyarakat dan ancaman lain yang membayangi industri otomotif setempat.

Kantor Kabinet Jepang melaporkan bahwa Annualized GDP melaju 1.9 persen (Year-on-Year) pada kuartal IV/2018. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan ekspektasi yang dipatok pada 1.7 persen, maupun "bencana" pertumbuhan di bawah nol pada periode sebelumnya. Dalam basis kuartalan, GDP Jepang juga mengalami peningkatan 0.5 persen versus estimasi awal 0.4 persen (Quarter-over-Quarter).

Tingginya laju pertumbuhan GDP disebabkan oleh peningkatan investasi bisnis (Capital Expenditure/CAPEX) selama kuartal terakhir tahun lalu. Namun, laporan CAPEX minggu lalu menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi bisnis di sektor non-manufaktur amat kecil. Laporan ekspor dan output pabrikan yang dirilis baru-baru ini juga masih lesu. Oleh karenanya, data GDP Jepang kali ini tak mampu membuat para ekonom mengubah outlook ekonomi negeri tersebut. Bahkan, prospek resesi masih membayangi Jepang.

Yuki Masujima, ekonom Bloomberg, mengungkapkan, "Sebagian dari revisi (GDP) yang lebih tinggi ini adalah karena perubahan estimasi inventori, tetapi konsumsi swasta bertumbuh lebih lambat dibandingkan perkiraan awal. Jika disandingkan, dan dalam konteks pelemahan pertumbuhan global serta masih tersisanya ancaman proteksionisme AS terhadap industri otomotif Jepang, (maka) sulit untuk terlalu optimis terhadap data-data ini."

Saat berita ditulis pada pertengahan sesi Eropa, mata uang Yen unggul versus Dolar AS pada kisaran 111.11. Pasangan mata uang EUR/JPY melorot 0.22 persen ke level 124.58, sedangkan GBP/JPY anjlok 0.36 persen ke level 0.37 persen. Namun, kontributor utama penguatan Yen tersebut justru berasal dari buruknya data neraca perdagangan China yang mengakibatkan peningkatan minat atas mata uang Safe Haven .


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE