Menu

GDP Kuartal Pertama Kembali Minus, Jepang Masuk Resesi

Pandawa

Ekonomi Jepang kembali mengalami resesi pada kuartal pertama 2020. Keadaan bisa semakin memburuk karena status darurat Covid-19 yang diberlakukan pemerintah Jepang pada bulan April.

Seputarforex.com - Pada hari Senin (18/Mei), Biro Statistik Jepang mempublikasikan data GDP kuartal pertama yang merosot sebesar 0.9 persen secara kuartalan, setelah mencatat penurunan 1.9 persen pada kuartal IV tahun lalu. Kendati lebih baik ketimbang forecast ekonom yang memprediksi pelemahan sebesar 1.2 persen, rilis data GDP pagi ini menandakan bahwa ekonomi Jepang telah masuk ke dalam jurang resesi.

Jika mengacu pada statistik tahunan, GDP Jepang juga mengalami penurunan 3.4 persen. Angka ini setidaknya lebih baik daripada ekspektasi turun 4.6 persen, juga dari pelemahan periode sebelumnya yang sebesar 7.3 persen.

Memburuknya ekonomi Jepang pada kuartal pertama tahun ini disebabkan oleh semakin menurunnya permintaan konsumen, baik dari domestik maupun luar negeri. Pandemi Covid-19 yang saat ini telah menyebar ke seluruh dunia telah memaksa terjadinya pembatasan ekonomi, yang menimbulkan merosotnya permintaan terhadap barang dan jasa. Alhasil, kondisi ini juga berdampak terhadap produsen yang mengurangi investasi, produksi, hingga memangkas tenaga kerja.

 

Jepang Berpotensi Hadapi Kontraksi Lebih Dalam

Data GDP tiga bulan pertama tahun ini secara resmi mengantarkan Jepang ke zona resesi. Sebagai informasi, perhitungan GDP tersebut bahkan belum mempertimbangkan dampak penetapan darurat nasional Covid-19 oleh PM Shinzo Abe, karena hal itu baru terjadi pada bulan April lalu.

Menyikapi fakta ini, sebagian ekonom memprediksi perekonomian Jepang akan merosot lebih dalam pada kuartal kedua. Tidak tanggung-tanggung, mereka memproyeksikan ekonomi Jepang akan berkontraksi hingga 21.5 persen, sekaligus menorehkan laju kontraksi terburuk sejak tahun 1955 silam.

"Di luar perhitungan GDP kuartal pertama yang suram, indikator fundamental menunjukkan bahwa ekonomi Jepang kuartal ini akan semakin terperosok karena deklarasi darurat Covid pada awal April yang akan masuk perhitungan data GDP kuartal kedua. (Namun) sektor pengeluaran konsumen kemungkinan akan mendapat dukungan setelah pemerintah mengucurkan dana 13 triliun Yen pada bulan ini," kata seorang ekonom Bloomberg.

 

USD/JPY Bergerak Konsolidatif

Rilis data GDP Jepang pagi ini tidak berdampak signfikan terhadap pergerakan mata uang Yen versus Dolar AS, karena secara umum telah diantisipasi oleh pelaku pasar. USD/JPY hari ini berada di kisaran 107.20, menguat 0.04 persen dari harga Open harian. Harga belum beranjak dari fase konsolidasi yang sudah terjadi sejak pertengahan pekan lalu.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE