Menu

Gedung Putih Bilang China Biang Corona, Kurs Dolar AS Melejit

A Muttaqiena

Gedung Putih menuduh virus Corona bersumber dari sebuah lab di Wuhan, bahkan mengancam akan mengenakan sanksi pada China. Kurs Dolar AS langsung meroket.

Seputarforex.com - Indeks Dolar AS (DXY) meroket sekitar 0.8 persen ke kisaran 99.40-an dalam perdagangan hari ini (4/Mei), menyusul peningkatan risiko konflik dagang AS-China pada akhir pekan lalu. Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyalahkan China sebagai biang pandemi virus Corona. Atas tuduhan tersebut, Gedung Putih tengah mempertimbangkan untuk mencampakkan kesepakatan dagang fase pertama dan menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap China.

Pada hari Jumat, Trump mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan sanksi terhadap China sebagai balasan atas pandemi COVID-19. Dalam hari yang sama, kantor pusat intelijen AS menampik kabar tersebut dengan menyatakan bahwa virus Corona tidak dibuat oleh manusia. Namun, pada hari Minggu, Mike Pompeo memberikan pernyataan eksplisit tentang adanya "banyak bukti" yang menunjukkan virus muncul dari sebuah laboratorium di Wuhan. Tak pelak, rangkaian peristiwa ini memicu aksi risk-off di kalangan investor.

"Sesi pagi ini didominasi perdagangan menghindari risiko, karena investor mempertimbangkan konsekuensi negatif terhadap pertumbuhan global dari eskalasi ketegangan AS-China lagi," kata Simon Harvey, analis mata uang di Monex Europe, "Berita tentang tarif (impor) tambahan dan gangguan rantai pasokan terjadi ketika ekspektasi pertumbuhan global sudah rapuh, menyebabkan mata uang seperti Sterling dan Euro untuk diperdagangkan melemah pagi ini meskipun kedua wilayah siap mengumumkan normalisasi ekonomi masing-masing."

Saat berita ditulis, EUR/USD diperdagangkan melemah sekitar 0.4 persen pada kisaran 1.0937. GBP/USD ambruk lebih jauh, mencetak -0.5 persen pada kisaran 1.2435. Sebaliknya, kurs Dolar AS tergelincir sekitar 0.15 persen ke level 106.75 versus Yen Jepang.

Para analis kini mendiskusikan sanksi seperti apa yang akan dijatuhkan oleh AS kepada China. Beberapa rumor menyebutkan kemungkinan dinaikkannya tarif impor lagi atau dibatalkannya obligasi pemerintah AS yang dipegang oleh China.

Sanksi apa pun yang dikenakan Gedung Putih terhadap Beijing, pergolakan pasar akan terus berlanjut. Tapi dibanding sanksi berupa kenaikan tarif impor, skenario pembatalan pembayaran obligasi dianggap berisiko lebih tinggi. Pembatalan semacam itu dapat meruntuhkan kepercayaan investor terhadap obligasi pemerintah AS yang selama ini dikenal sebagai salah satu aset safe haven paling aman di dunia.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE