Menu

George The Fed Tak Setuju Pemangkasan Suku Bunga Lagi

Brianika

Ekonomi AS memang sedang mengalami perlambatan, tapi Esther George mengklaim The Fed perlu melakukan pemangkasan suku bunga lagi untuk mengantisipasinya.

Seputarforex.com - Dalam forum National Association for Business Economics (NABE) di Denver pada Minggu kemarin (06/Oktober), Presiden The Fed Kansas City yang juga anggota FOMC, Esther George, mengungkapkan tidak perlu dilakukan pemangkasan suku bunga lagi. George menganggap perekonomian AS saat ini sedang baik-baik saja.

Meski termasuk anggota berpandangan hawkish, George mengaku fleksibel dan tetap siap mendukung pengurangan suku bunga apabila memang terlihat perlambatan ekonomi lebih tajam. Sebagaimana diketahui sebelumnya, perekonomian AS memang menunjukkan gejala pelemahan melalui serangkaian rilis data di pekan lalu.

PMI ISM Non Manufaktur menunjukkan penurunan dari 56.4 ke 52.6, begitu pula dengan PMI Manufaktur yang mencatatkan rekor terendah 10 tahun. Sementara itu, NFP bulan September juga lebih buruk dari ekspektasi.

"Pertumbuhan ekonomi 2019 telah sejalan dengan outlook saya yang menunjukkan penurunan bertahap ke tren dalam jangka menengah. Namun jika saya melihat konsumen kehilangan kepercayaan mereka, maka saya mungkin akan mengkaji ulang, apakah konsumen masih bisa (memimpin pertumbuhan)," kata perempuan 61 tahun tersebut.

Pernyataan George ini sejalan dengan statement Ketua The Fed Jerome Powell di acara Fed Listens, yang mengatakan ekonomi AS masih dalam kategori bagus meski berisiko.

 

George: Inflasi AS Masih Stabil

Menurut Esther George, tensi dagang AS-China dan masuknya arus investor selama masa ketidakpastian AS telah menyebabkan permintaan Dolar AS meningkat. Hal tersebut dilihatnya sebagai faktor yang membebani inflasi AS. Namun, ia optimis jika The Fed masih bisa memenuhi target inflasinya, yaitu sekitar 1.75%-2.00% pada Juli dan September. Tingkat inflasi yang masih stabil ini memperkuat pendapat George untuk tetap mempertahankan suku bunga.

"Di tengah ekspansi siklus bisnis terpanjang dalam sejarah, tingkat pengangguran mendekati level terendah dalam 50 tahun, level inflasi rendah dan stabil. Inflasi memang sedikit di bawah 2%, tapi itu wajar dan tidak perlu adanya kebijakan moneter tambahan," ungkap George.

Opini Esther George di atas agaknya senada dengan mayoritas anggota FOMC. Pada pertemuan FOMC September lalu, hanya ada 7 dari 17 perserta yang memproyeksikan penurunan suku bunga lebih lanjut, setelah Rate Cut yang dilakukan pada dua pertemuan sebelumnya.

 

Indeks Dolar AS Masih Di Zona Merah

Inflasi AS yang diklaim George masih di area wajar nyatanya belum mampu mendongkrak Greenback terhadap mata uang negara mayor lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam grafik Indeks Dolar AS di bawah ini.

Nilai DXY terus mengalami penurunan selama 5 hari terakhir. Pada perdagangan Senin (07/Oktober), indeks yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap sekumpulan mata uang mayor ini berada di area 98.80, sedikit lebih rendah dibandingkan level penutupan akhir pekan lalu yang 98.84.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE