Menu

GIAA: Kurangi Beban Usaha, Laba Meroket

Utari

PT Garuda Indonesia Tbk baru saja mencatat perolehan laba perusahaan sebesar 78 juta dolar AS di sepanjang tahun 2015 lalu. Perolehan tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 121.1 persen setelah tahun 2014 mengalami kerugian sebesar 368.9 juta dolar AS.

PT Garuda Indonesia Tbk baru saja mencatat perolehan laba perusahaan sebesar 78 juta dolar AS di sepanjang tahun 2015 lalu. Perolehan tersebut mengalami peningkatan yang sangat signifikan sebesar 121.1 persen setelah tahun 2014 mengalami kerugian sebesar 368.9 juta dolar AS.

Kesuksesan untuk bangkit dari kerugian yang dialami pada tahun 2014 ini bisa diraih karena beberapa hal misalnya adanya langkah efisiensi dalam mengurangi beban usaha oleh GIAA. M. Arif Wibowo selaku Direktur Utama Garuda Indonesia menjelaskan, perusahaan Garuda menerapkan Quick Wins sebagai bagian dari strategi jangka pendek perusahaan. Dia menambahkan, dengan adanya langkah dan strategi tersebut, GIAA bisa menurunkan beban usaha perusahaan hingga mencapai 15.8 persen pada tahun 2015 lalu, menjadi 3.64 miliar dolar AS dari sebelumnya tahun 2014 sebesar 4.33 miliar dolar AS.

Selain itu, perolehan laba GIAA juga diperoleh dari peningkatan frekuensi penerbangan sebesar 9.5 persen yang mencapai 250.088 penerbangan, dibanding dengan tahun 2014 sebanyak 228.329 penerbangan. Arif menambahkan, kapasitas produksi (availability seat kilometer/ ASK) juga menanjak sebesar 3.4 persen menjadi 51.86 miliar dari 50.15 miliar seat kilometer pada tahun 2014 lalu.

Tidak hanya itu saja, kenaikan laba juga diperoleh dari peningkatan Revenue passenger per kilometer (RPK) pada tahun 2015 sebesar 11.3 persen menjadi 40.05 bio dan tingkat isian penumpang (seat load factor/SLF) pada tahun 2015 meningkat tipis 5.4 persen menjadi 77.2 persen dengan utilisasi pesawat yang membaik dan tingkat ketepatan waktu penerbangan hingga 88 persen. Bahkan market shares perusahaan Garuda di pasar internasional ini meningkat sebesar 27 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya 23 persen.


Berita Saham Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE