Menu

Harga Emas Ambrol Ke Bawah 1775 Gegara Yield Obligasi

Nadia Sabila

Kenaikan yield obligasi US Treasury bertenor 10 tahun sangat fantastis sehingga mendongkrak Dolar AS dan menekan harga emas turun di bawah $1775 per ounce.

Seputarforex - Harga emas anjlok di sesi perdagangan Jumat (26/Februari) malam hingga melampaui level terendah November. Lonjakan yield obligasi US Treasury ke level tinggi satu tahun membuat Dolar AS ikut meroket dan menekan harga emas.

Harga emas spot turun 0.4 persen ke $1762.44 per ounce pada pukul 13:21 GMT, sementara harga emas futures di Comes New York melorot 0.9 persen ke $1760.00. Grafik XAU/USD berikut ini menunjukkan pergerakan harga emas di $1738.47, kembali jeblok setelah kemarin turun hingga 2 persen.

 

Yield Obligasi AS Kian Mentereng, Emas Redup

Kenaikan yield obligasi US Treasury 10-tahunan sangat fantastis sehingga mendongkrak Dolar AS. Tak hanya terhadap emas, Dolar AS juga menguat versus mata uang mayor lain termasuk mata uang komoditas.

"Faktor utama yang membebani harga emas adalah kenaikan yield obligasi, yang mana membuat emas menjadi kurang menarik karena tak memberikan imbal hasil," kata Carsten Fritsch dari Commerzbank.

Harga emas bullion pun turut melemah 1.9 persen pada perdagangan Kamis kemarin, dan mencatatkan total penurunan sekitar 4.5 persen selama satu bulan ini. "Emas batangan gagal bertahan di level $1800 dan sekarang telah menembus level support pada $1775. Ini membuka ruang untuk penurunan lebih lanjut," tutur Kepala analis ActivTrades Carlo Alberto De Casa dalam sebuah catatan. De Casa menambahkan bahwa Greenback yang kuat bisa merugikan emas karena para investor beralih kembali ke obligasi untuk mencari imbal hasil.

Pasar mulai ragu jika bank sentral akan terus mempertahankan kebijakan moneter longgar di tengah kenaikan inflasi, sehingga banyak pihak berspekulasi bank sentral akan membatalkan sikap dovish dan menaikkan suku bunga lebih cepat. Selama ini, kenaikan harga emas didukung oleh kenaikan inflasi dengan latar belakang stimulus moneter dan fiskal.

"Emas kurang diminati oleh para investor. Hal ini menjadi pertanda jelas yang bisa Anda lihat dari arus keluar terus menerus dalam dana yang diperdagangkan di bursa emas (ETF)," ujar Carsten Fritsch. Sebagai informasi, aset ETF berbasis emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, turun 0.6% pada hari Kamis ke level terendah sejak Mei 2020.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE