Menu

Harga Emas Berada Di Level Tinggi Pasca Keputusan BoE

Utari

Harga Emas pada sesi perdagangan Asia akhir pekan ini (05/08) mengalami kenaikan dan masih di kisaran level harga tingginya selama 28 bulan. Ini karena keputusan bank sentral Inggris (BoE) untuk memangkas suku bunga.

Harga Emas pada sesi perdagangan Asia akhir pekan ini (05/08) mengalami kenaikan dan masih di kisaran level harga tingginya selama 28 bulan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya keputusan bank sentral Inggris (BoE) yang memutuskan untuk memangkas tingkat suku bunga di Inggris serta fokus penuh terhadap rilis data NFP AS nanti malam. Saat berita ini diturunkan, XAU/USD diperdagangkan di kisaran level harga 1,361 dolar AS.

 

Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas futures untuk pengiriman bulan Desember naik signifikan menjadi di level harga 1,366 dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan September menjadi diperdagangkan di level harga 20.38 dolar AS per troy ons turun tipis sebesar 0.31 persen dan tembaga futures melandai ke level harga 2.172 dolar AS per pound.

Dalam sesi perdagangan sesi hari Kamis malam kemarin, harga emas ditutup tinggi ketujuh kalinya selama delapan sesi terakhir. Harga emas sejak awal tahun 2016 ini yaitu di level harga 1,075 dolar AS per ons sudah mengalami peningkatan harga sangat signifikan yakni hampir 29 persen dan menuju ke level terkuatnya dalam satu dekade.

 

Hasil Rapat BoE Dan Pengumuman Tingkat Suku Bunga Inggris

Pada sesi Kamis malam kemarin, seperti yang sudah diprediksi oleh sebagian besar analis, bank sentral Inggris (BoE) memangkas tingkat suku bunga sebesar 25 bps dari sebelumnya adalah sebesar 0.50 persen menjadi 0.25 persen. Pemotongan tingkat suku bunga Inggris ini merupakan keputusan pemangkasan pertama dalam tujuh tahun. Selain itu, BoE secara tak terprediksi juga menaikkan total Quantitative Easing (QE) menjadi 435 miliar dari 375 miliar.

Dalam waktu yang bersamaan, Komite pembuat kebijakan di BoE (MPC) menaikkan outlook inflasi jangka pendek mengingat mata uang Pound Sterling sedang mengalami depresiasi. Sebelum akhir tahun ini, MPC memprediksi tingkat inflasi di Inggris akan naik menjadi 0.8 persen, menanjak dari estimasi sebelumnya di 0.4 persen. Disamping itu, MPC juga mengantisipasi inflasi akan meningkat ke 1.9 persen sebelum akhir tahun 2017 mendatang.

Disamping hal itu, Mark Carney menekankan bahwa pemangkasan tingkat suku bunga Inggris dan kebijakan pelonggaran tingkat suku bunga kemungkinan terjadi lagi apabila data estimasi inflasi tersebut tercapai. Hingga saat kini, mata uang Pound Sterling sudah menurun hampir 12 persen terhadap dolar AS sejak Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa.

Fokus Ke Data Ketenagakerjaan AS

Sebagian besar para investor kini akan memberikan fokus serta perhatian mereka terhadap rilis laporan dari pasar ketenagakerjaan AS untuk bulan Juli. Salah satu data dalam laporan tersebut adalah Nonfarm Payrolls AS (NFP) yang akan dirilis nanti malam. Data ini merupakan data yang ditunggu-tunggu dan dinilai penting karena digunakan sebagai indikator kekuatan pasar ketenagakerjaan AS saat ini. Analis memprediksi NFP AS akan turun tipis ke 180,000 dari bulan Juni lalu sebesar 287,000. Sedangakan untuk tingkat pengangguran AS diperkirakan akan melandai dari 4.9 persen menjadi 4.8 persen di bulan Juli.

Jika data-data tersebut terus membaik dan tingkat pengangguran bisa menurun selama dua bulan kedepan, maka kondisi tersebut bisa mendorong the Fed untuk menaikkan suku bunga jangka pendek di rapat bulan September nanti. Seperti yang sudah diketahui bahwa, adanya kenaikan tingkat suku bunga AS dapat menyebabkan harga emas cenderung turun (bearish) dan akan berusaha bersaing ketat dengan aset berimbal balik bunga.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE