Menu

Harga Emas Melesat Susul Keresahan Soal Amerika Serikat

A Muttaqiena

Pasar semakin sangsi akan kemampuan Presiden Donald Trump merealisasikan janji-janji ekonominya; hal mana mendukung penguatan harga Emas.

Seputarforex.com - Harga Emas meroket 1.4% pada hari Jumat lalu dan kemudian ditutup pada level $1,292.42, setelah beredar kabar bahwa output tambang di Australia akan merosot hingga setengahnya dalam 40 tahun yang akan datang. Di samping itu, pasar semakin sangsi akan kemampuan Presiden Donald Trump merealisasikan janji-janji ekonominya, sehingga mendorong Dolar AS melemah --hal mana mendukung penguatan harga Emas.

 

Pada Senin pagi ini (20/November), Spot Gold XAU/USD terpantau melandai ke $1,292.08 di platform Bloomberg, tetapi masih bertahan di level tertingginya dalam satu bulan terakhir. Harga Emas Antam pun berada dalam posisi lebih tinggi ketimbang minggu lalu, tepatnya pada Rp628,607 per gram; sedangkan harga buyback dipatok pada Rp561,000 per gram. Harga Emas Antam untuk pembelian baru maupun buyback hari ini merupakan yang tertinggi sejak awal November.

 

Output Tambang Emas Australia Bakal Merosot

Sebuah laporan dari lembaga MinEx Consulting menyebutkan bahwa output pertambangan Emas Australia diproyeksikan memuncak pada tahun 2021, tetapi kemudian per akhir 2050 akan merosot ke setengah dari level output saat ini. Padahal, Australia merupakan produsen Emas terbesar kedua dunia setelah China.

Nampak dalam grafik bahwa selepas tahun 2025, tambang Emas Australia lama perlahan merosot, dengan keberlanjutan output disandarkan pada kemungkinan sukses eksplorasi baru. Pada akhir 2055, hanya tersisa sedikit saja tambang Emas lama, sementara hasil dari tambang eksplorasi baru diperkirakan tidak sanggup mengimbangi penyusutan output dari tambang Emas lama.

 

Pelaku Pasar Sangsi Akan Perpolitikan AS

Di sisi lain, headline berita dari Amerika Serikat masih terus menerus memunculkan keraguan baru bagi pelaku pasar, meski suku bunga bank sentralnya dijadwalkan naik bulan depan. Akibatnya, Indeks Dolar AS merosot dari 93.932 ke 93.662 pada hari Jumat, meski sudah merangkak naik lagi ke 93.955 pada perdagangan Senin pagi ini.

Pada hari Jumat, kepemimpinan Presiden Donald Trump kembali digoyang oleh isu campur tangan Rusia yang diduga mendukung kemenangannya dalam Pemilu tahun lalu. Sementara itu, para anggota partai pendukung Trump di Parlemen pun belum mampu menyatukan suara untuk meloloskan Reformasi Pajak yang dikehendaki, padahal Senat dijadwalkan melakukan pemungutan suara mengenai proposal tersebut pasca liburan Thanksgiving pertengahan pekan ini.

"Mereka (pelaku pasar) tak memperhitungkan Reformasi Pajak Trump lagi akibat adanya dua proposal di Kongres yang cukup berbeda antara satu sama lain," kata Analis Komoditas dari Mitsubishi, Jonathan Butler, sebagaimana dikutip oleh Seeking Alpha, "(ada) kekhawatiran kalau reli pasar saham kemungkinan sudah agak kelelahan saat ini, dan hal itu semestinya mendukung Emas dalam jangka pendek."

Sedangkan menurut Rob Haworth dari US Bank Wealth Management, penguatan Emas hanya sebagian disebabkan oleh lemahnya Dolar AS. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah level-level teknikal. Selain itu, ia masih mengekspektasikan kebijakan FED sebagai faktor utama dalam pergerakan harga Emas, yang akan membatasi penguatannya menjelang akhir tahun.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE