Menu

Harga Emas Menguat Sesudah Rilis PMI China

M Septian

Harga emas beringsut menguat Selasa (01/09) ini, karena para investor masih mengkaji dampak lemahnya rilis data inflasi China dan proses pengambilan keputusan oleh the Fed. Emas spot naik 0.5 persen ke 1,139.60 per troy ons. Di bursa Comex, kontrak berjangka emas pengiriman Desember diperdagangkan meningkat 0.6% menjadi 1,139.20.

Harga emas beringsut menguat Selasa (01/09) ini, karena para investor masih mengkaji dampak lemahnya rilis data inflasi China dan proses pengambilan keputusan oleh the Fed. Emas spot naik 0.5 persen ke 1,139.60 per troy ons. Di bursa Comex, kontrak berjangka emas pengiriman Desember diperdagangkan meningkat 0.6% menjadi 1,139.20.


Laporan PMI Manufaktur Caixin China mencatatkan nilai 47.3 menurun dari 47.8 pada bulan sebelumnya, namun meningkat dari data ekspektasi awal (preliminary) 47.1 yang dirilis awal Agustus lalu. PMI Resmi China bulan Agustus yang dirilis CFLP juga turun di 49.7 sesuai ekspektasi. Hingga akhir Agustus, emas terkerek sekitar 3.5% akibat kekhawatiran akan perlambatan ekonomi China memicu tawaran pada safe haven.

Perdebatan Kenaikan Suku Bunga The Fed

Kemarin, harga emas sedikit turun di tengah relatif mendatarnya pergerakan harga Dolar AS. Para investor mencerna komentar dominan hawkish dari wakil presiden the Fed, Stanley Fischer, mengenai kemungkinan naiknya suku bunga September nanti. Pada pertemuan di Jackson Hole, Wyoming Sabtu lalu, Fischer menyatakan inflasi AS akan cenderung menunjukkan pemulihan karena tekanan dari dolar AS yang telah memudar memungkinkan Bank Sentral untuk mengangkat suku bunga secara bertahap.

Komentar Fischer mengantarkan Wall Street melemah semalam dan saham-saham AS membentangkan kerugian. Dolar AS juga ikut melemah karena aksi penghindaran resiko mengunggulkan Euro dan Yen. Di Wyoming, Fischer menekankan bahwa The Fed tidak harus menunggu hingga inflasi kembali menguat 2% untuk mulai menaikkan suku bunga.

The Fed masih mengawasi dengan seksama celah-celah yang berpotensi merugikan dalam perekonomian dan pasar tenaga kerja AS, sebagai bahan pertimbangan kenaikan suku bunga. Celah kekurangan tersebut biasanya akan berkurang perlahan-lahan begitu tekanan pada sektor inflasi mereda. Kendurnya pasar tenaga kerja berkaitan erat dengan kuantitas pengangguran.

Juli lalu, survei proyeksi ekonomi dari the Fed memprediksi Inflasi PCE Inti akan naik pada level antara 1.6-1.9% di tahun 2016 dari level sekarang 1.2%. Pada akhir tahun 2015, para analis memperkirakan inflasi mencapai 1.9% hingga 2.0% menurut survey.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE