Menu

Harga Emas Meroket Pasca Tarif Impor Trump Pada Meksiko

Nadia Sabila

Harga emas kembali menembus level kunci 1,300, setelah Trump mengancam akan mengenakan bea impor pada Meksiko mulai 10 Juni mendatang.

Seputarforex.com - Harga emas meroket ke level tinggi dua pekan di sesi perdagangan Jumat (31/Mei) ini, menyusul kebijakan perdagangan mengejutkan AS terhadap Meksiko. Akibatnya, Dolar AS melemah karena para investor lebih memilih aset safe haven seperti emas, Yen Jepang, dan Franc Swiss setelah pengumuman rencana Washington tersebut.

Harga emas spot melonjak hingga 0.8 persen ke $1,298.71 per ounce sekitar pukul 17:18 WIB sore tadi. Level tersebut hampir menyamai level tertinggi yang tercapai pada tanggal 15 Mei di $1,299.21. Sementara itu, harga emas futures untuk pengiriman Juni di Comex New York Mercantile Exchane naik dengan persentase yang sama menuju $1,297.80 per troy ounce.

Kenaikan harga emas juga tampak signifikan tergambar dalam grafik XAU/USD berikut ini. Saat berita ini ditulis, XAU/USD sudah mendulang kenaikan 0.98 persen menembus 1,300.87.

 

Trump Naikkan Tensi Perdagangan Global

Belum tuntas konflik perdagangan dengan China, Presiden AS Donald Trump kembali menggemparkan pasar dengan mengancamkan tarif impor terhadap Meksiko. Trump mengatakan, Washington akan mengenakan tarif impor sebesar 5 persen untuk semua produk yang masuk dari Meksiko ke AS per tanggal 10 Juni 2019. Apabila Meksiko tak kunjung dapat menghentikan aliran imigran ke AS, maka tarif akan ditambah menjadi 25 persen pada tanggal 1 Oktober.

Gebrakan mengejutkan Trump tersebut justru dilakukan di tengah tingginya harapan akan diratifikasinya revisi kesepakatan NAFTA oleh Kongres. Pasar saham pun rontok, dan harga emas naik pesat seiring dengan langkah penghindaran risiko oleh para investor.

"Ekstensi tarif perdagangan, dari (yang hanya) AS-China, mengejutkan banyak pihak," kata Ross Norman, Kepala Eksekutif Sharps Pixley. "(Kami) Menduga perkembangan terbaru dengan Meksiko ini mengindikasikan bahwa hal itu tak cuma bakal jadi isu di lintas Pasifik saja, melainkan akan merembet ke pertumbuhan ekonomi global secara lebih luas, yang akan melambat lebih jauh," tambah Norman.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE