Menu

Harga Emas Meroket Setelah China Balas Tarif Impor AS

Nadia Sabila

Risiko-risiko geopolitik, tensi perdagangan AS-China yang naik, Dolar AS melemah, dan ekuitas yang sangat tertekan, merupakan batu pijakan bagi kenaikan harga emas malam ini.

Seputarforex.com - Harga emas melonjak lebih dari 1 persen setelah China membalas tarif impor AS, Senin (13/Mei) malam ini. Kenaikan tarif impor terhadap barang-barang AS senilai $60 miliar tersebut rencananya akan dimulai per tanggal 1 Juni. Dengan demikian, konflik perdagangan antara kedua ekonomi terbesar dunia tersebut kian memanas. Emas pun dipilih sebagai safe haven oleh para investor dalam kondisi ini.

Harga emas spot naik 0.9 persen ke $1,297.10 per ounce, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak tanggal 11 April di $1,299.49. Sedangkan emas futures naik 0.8 persen ke $1,297.80 per ounce. Lonjakan juga tampak mencolok dalam grafik XAU/USD berikut ini. Pair tersebut melonjak hingga 1.18 persen ke level 1,300.81, tertinggi sejak lebih dari satu bulan lalu.

 

Pembalasan China Lambungkan Harga Emas

"Kita melihat aksi beli safe haven sekarang ini, di tengah kebuntuan perundingan dagang dan China yang sedang membicarakan pembalasan," kata Phillip Streible, Pakar Komoditas di RJO Futures.

"Risiko-risiko geopolitik sedang meningkat, tensi perdagangan naik, Dolar AS melemah, dan ekuitas sangat tertekan. Inilah faktor-faktor yang melambungkan harga emas saat ini," lanjut Streible.

Malam ini, China memang mengumumkan rencana kenaikan tarif impor terhadap produk-produk AS senilai $60 miliar, yang sebelumnya sudah dikenai bea impor 5% dan 10%. Tarif akan dinaikkan menjadi 10%, 20%, dan 25% mulai tanggal 1 Juni 2019. Langkah tersebut terpaksa diambil guna menghadapi desakan sepihak yang terus dilakukan Amerika Serikat.

China tak menggubris ancaman Trump agar tidak membalas. Menurut Kementerian Keuangan China, pihaknya akan terus berjuang agar kepentingan negaranya tak dicederai. Kendati demikian, China mengatakan bahwa mereka masih membuka peluang untuk renegosiasi.

Menurut pakar logam mulia dan perdagangan derivatif di BMO, Tai Wong, penguatan emas pasca pengumuman kebijakan balasan China tidak semata-mata terjadi karena melonjaknya sentimen pasar terhadap logam mulia. "Emas sempat lagging di awal, tetapi pengumuman kenaikan tarif impor oleh China memukul jatuh ekuitas futures... Sehingga, hal ini membangkitkan aksi beli spekulatif berdasarkan penurunan saham dan yield obligasi, dengan break teknikal di level atas (harga emas) yang menambah momentum," ujar Tai Wong.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE