Menu

Harga Emas Naik Disokong Lemahnya Dolar AS

N Sabila

Harga emas naik pesat karena melemahnya Dolar AS, yang diakibatkan oleh jatuhnya yield obligasi US Treasury dan melambatnya kenaikan suku bunga AS tahun depan.

Seputarforex.com - Harga emas menambah kenaikan di sesi perdagangan Selasa (04/Desember) malam ini, setelah menyentuh level tinggi satu bulan di sesi sebelumnya. Pada pukul 15:24 WIB tadi, harga emas spot naik 0.6 persen ke 1,238.36 per troy ons, beriringan dengan harga emas futures yang naik 0.3 persen ke 1,243.4 per ons. Sementara itu, XAU/USD naik 0.85 persen ke 1240.97, saat berita ini ditulis pada pukul 21:36 WIB.

Survei Kitco.com untuk harga emas dalam pekan ini, menunjukkan bahwa 69 persen trader di Wall Street memprediksi harga emas akan bullish. Sementara itu, 6 persen trader memilih bearish, dan 25 persen sisanya berpandangan netral (dengan kecenderungan sideways).

 

Dolar AS Terseret Jatuhnya Yield US Treasury

Yield obligasi 10-Tahunan AS jeblok ke level terendah sejak pertengahan September. Selisih imbal hasil antara obligasi 2-tahunan dan 10-tahunan pun menyempit ke level terkecil sejak Juli 2007. Dua yield curve obligasi menjadi fokus utama para investor, karena jika terbentuk inversi, maka hal itu merupakan sinyal kemungkinan resesi. Inversi adalah ketika obligasi dengan masa jatuh tempo lebih lama, memiliki imbal hasil lebih rendah daripada obligasi dengan masa jatuh tempo lebih pendek.

"Turunnya yield obligasi AS bersifat negatif bagi Dolar, khususnya terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya," kata Rodrigo Catril, Kepala Ahli Strategi Forex di NAB.

 

The Fed Akan Lebih Waspada Dalam Menaikkan Rate

Ekspektasi perlambatan terhadap pertumbuhan ekonomi global, dan naiknya yield obligasi bertenor singkat saat inflasi melambat gara-gara kenaikan suku bunga The Fed, membuat Dolar AS melemah.

"Jelas sekali investor berpikir jika The Fed akan lebih waspada dan menjadi lebih bergantung pada data dalam menaikkan Rate. Intinya, kita sedang mendekati akhir dari siklus Rate-Hiking. Hal ini berdampak negatif bagi Dolar AS," kata analis Commerzbank, Esther Reichelt.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE