Menu

Harga Emas Naik Lagi, Investor Amati The Fed

Utari

Harga emas dalam beberapa minggu ini terpantau cukup tinggi ditengah-tengah ekspektasi pada kenaikan suku bunga AS beberapa bulan lagi dan prediksi bank sentral di seluruh dunia yang akan meningkatkan stimulus moneter untuk mencegah dampak negatif perekonomian akibat Brexit.

Harga emas pada sesi perdagangan Asia hari Senin (11/07) mengalami peningkatan seiring dengan para pelaku pasar yang menunggu keputusan the Fed dan rilis data tingkat inflasi Tiongkok pada pekan lalu. Saat berita ini ditulis, XAU/USD diperdagangkan pada kisaran level harga 1,370 dolar AS.

 

 

Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas futures untuk pengiriman bulan Agustus mengalami kenaikan signifikan sebesar 0.91 persen ke level harga 1,370 dolar AS. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan September menanjak hampir dua persen menjadi 20.48 dolar AS per troy ons dan harga tembaga futures untuk pengiriman bulan September naik tipis sebesar 0.28 persen ke
2.125 dolar AS per pound.

 

Data Inflasi China

Pada akhir pekan lalu, Badan Statistik China melaporkan, Consumer Price Index (CPI) China pada bulan Juni secara YoY menurun tipis ke 1.9 persen dari sebelumnya 2.0 persen. Kondisi itu terjadi karena adanya penurunan harga makanan.

Harga makanan hanya naik 4.6 persen, turun dari adanya kenaikan di bulan Mei yaitu 5.9 persen dan 7.4 persen pada bulan April lalu. Disamping itu, harga daging babi mengalami kenaikan sebesar 30.1 persen saja secara YoY, menurun dari perolehan kenaikan bulan Mei yang bisa mencapai 33.6 persen.

Data-data tersebut mengindikasikan bahwa negara China masih berada di dalam periode tingkat inflasi sedang dan kekhawatiran tentang deflasi juga sedikit memudar. Hal ini bisa jadi akan membuat bank sentral China akan tetap memberlakukan kebijakan pelonggaran moneter untuk menyokong sektor perekonomian dan kemungkinan mempertahankan tingkat suku bunga rendah.

 

Rilis Data NFP AS

Selain itu, adapun data NFP AS selama bulan Juni mengalami pertumbuhan signifikan dimana jumlah pekerjaan di AS bertambah 287,000, diatas perkiraan para analis sebelumnya. Data-data ketenagakerjaan AS ini menyebabkan harga emas sempat turun pada hari Jumat pekan lalu.

Sedangkan tingkat pengangguran di AS bulan lalu menanjak tipis ke 4.9 persen dari sebelumnya 4.7 persen di bulan Mei dan upah rata- rata hanya mampu naik sebesar 0.1 persen pada bulan Juni lalu, dibawah ekspektasi yang memprediksi akan ada kenaikan sebesar 0.2 persen. Kondisi tersebut bisa jadi akan membuat the Fed untuk menunggu waktu tepat dalam menaikkan tingkat suku bunganya.

Sementara itu, harga emas dalam beberapa minggu ini terpantau cukup tinggi ditengah-tengah ekspektasi pada kenaikan suku bunga AS yang diperkirakan akan terjadi beberapa bulan lagi dan prediksi bank sentral di seluruh dunia yang akan meningkatkan stimulus moneter untuk mencegah dampak negatif perekonomian akibat Brexit.

Adanya perkiraan terhadap stimulus moneter tersebut cenderung menguntungkan untuk harga emas, mengingat logam mulia ini dinilai sebagai aset safe haven.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE