Menu

Harga Emas Naik Setelah Dolar AS Dipukul Data Manufaktur

Nadia Sabila

Kontraksi dalam sektor manufaktur AS membuat Dolar AS tumbang dan harga emas naik. Peluang Rate Cut The Fed pun kembali mencuat.

Seputarforex.com - Harga emas naik sekaligus menyudahi penurunan yang terjadi sejak empat hari terakhir. Di sesi perdagangan Rabu (02/Oktober) dini hari, grafik XAU/USD menunjukkan kenaikan harga emas sebanyak 0.47 persen menuju level 1,479.08.

Sementara itu, harga emas spot naik 0.8 persen ke $1,483.11 per ounce pada pukul 17:38 GMT, setelah menyentuh level terendah sejak tanggal 6 Agustus di $1,458.50. Harga emas futures untuk pengiriman Desember di bursa komoditas New York Mercantile Exchange bahkan naik 1 persen ke $1,489 per ounce.

Kemarin, harga emas tertekan oleh penguatan Dolar AS pasca kabar meredanya ketegangan AS-China. Hari ini, keadaan berbalik karena Dolar AS melemah pasca laporan Manufaktur AS versi ISM. Sektor manufaktur AS di bulan September merosot ke 47.8. Angka tersebut adalah yang terendah sejak Juni 2009.

Perang dagang antara AS dan China telah memberikan pengaruh yang kurang menguntungkan bagi salah satu sektor strategis perekonomian AS tersebut. Oleh karena itu, para investor pun memutuskan untuk kembali membeli emas sebagai safe haven.

"Hal itu menunjukkan bahwa akan ada kemungkinan koreksi yang signfikan dalam ekonomi AS dan para trader pun memilih untuk kembali ke investasi yang aman untuk saat ini," kata Phillip Streible, pakar komoditas senior di RJO Futures.

"Data yang lemah ini akan mendukung The Fed untuk memotong suku bunga lagi, dan sebagai hasilnya, logam-logam mulia mendapatkan kesempatan untuk bergerak naik," tambahnya.

Meskipun The Fed masih punya peluang untuk Rate Cut sebelum tahun 2019 berakhir, tetapi dalam rapat FOMC Oktober ini, para trader memperkirakan bahwa suku bunga bank sentral AS tersebut akan dipertahankan.

Senada dengan Streible, ekonom Oxford Economics, Greg Daco, mengatakan bahwa data ISM itu telah membangkitkan sentimen penghindaran risiko di Wall Street sehingga para investor pun lari ke aset-aset yang lebih aman. Mereka khawatir pelemahan sektor manufaktur dan industri dapat berlanjut hingga tahun 2020 mendatang.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE