Menu

Harga Emas Tembus Level 1460 Akibat Ketegangan AS-China

Nadia Sabila

Balasan China atas ancaman tambahan tarif AS dengan cara mendevaluasi Yuan, mengantar harga emas naik menembus level tertinggi sejak enam tahun terakhir.

Seputarforex.com - Harga emas meroket seiring eskalasi tensi dagang AS-China. Tak tanggung-tanggung, kenaikan bahkan hampir mencapai 2 persen di sesi perdagangan Senin (05/Agustus) malam ini, mengantarkan emas ke level tertinggi lebih dari enam tahun. Para investor memilih untuk menjual Dolar AS mereka dan beralih memborong emas sebagai safe-haven.

Harga emas spot naik 1.4 persen ke $1,460.60 per ounce, setelah sempat mencapai level tertinggi sejak Mei 2013 di posisi $1,469.60. Sementara itu, harga emas futures di Comex AS naik 1.1 persen ke to $1,473 per troy ounce. Saat berita ini ditulis, XAU/USD dalam time frame harian menampilkan lonjakan 1.67 persen dan diperdagangkan di 1,464.62, untuk pertama kalinya menembus ke atas 1,460 setelah enam tahun terakhir.

 

AS-China Memanas, Emas Bisa Capai $1,500

Jumat lalu (02/Agustus), China menyatakan akan melawan Presiden AS Donald Trump yang nekat melanggar perjanjian gencatan perang dagang dengan cara menambah tarif 10 persen terhadap $300 miliar barang China. Mereka pun mulai membuktikannya hari ini dengan mendevaluasi Yuan.

"Hal yang menaikkan (harga) emas adalah kekhawatiran akan tarif-tarif impor dan ketakutan jika China membalas," kata Michael Matousek, pakar dari US Global Investors. Ia juga menambahkan bahwa saat ini harga emas terdukung oleh ketidakpastian ekonomi global, kondisi negatif berbagai yield obligasi pemerintah, dan potensi perang mata uang.

"Emas sedang berada dalam bull market dan akan mengalami trend naik. Ini hanyalah permulaan dari sebuah gelombang naik berikutnya. Saya tidak akan terkejut jika harga emas sampai menyentuh $1,500 di kisaran November-Desember dan akan bertahan di level tersebut," imbuh Matousek.

Di sisi lain, Dolar AS yang melemah hari ini membuat harga emas terasa murah bagi para investor yang memegang mata uang lain selain Dolar. Akibatnya, emas dalam bentuk fisik pun kebanjiran permintaan. Tarif impor tambahan yang akan dikenakan Trump pada China, kemungkinan dapat memaksa bank sentral AS untuk memotong suku bunganya lagi. Oleh sebab itu, sebagian besar analis memandang optimis pada bullish emas.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE