Menu

Harga Emas Terpuruk, Efek Penguatan Yield Obligasi AS

Nadia Sabila

Masih sulit bagi emas untuk naik dari penurunan akhir pekan lalu. Data Retail Sales AS memicu kenaikan yield obligasi dan memudarkan daya tarik emas.

Seputarforex - Harga emas masih bearish setelah penurunan tajam akhir pekan lalu. Di sesi perdagangan Senin (18/Oktober) malam, grafik XAU/USD menampilkan harga emas di $1765.64, melanjutkan kemerosotan 1.61% yang terbentuk di perdagangan sebelumnya.

Harga emas spot tergelincir 0.2% ke $1764.40 per ounce, sementara harga emas futures di Comex New York diperdagangkan di harga $1767.60. Penguatan yield obligasi AS dan potensi kenaikan inflasi membuat para investor lebih memilih Dolar AS daripada emas sebagai aset safe haven.

Jumat lalu, yield obligasi 10-tahunan AS melonjak setelah Retail Sales AS untuk bulan September naik 0.7% dan mematahkan ekspektasi -0.2%. Angka Retail Sales bulan Agustus juga dikoreksi naik dari 0.7% menjadi 0.9%.

Hal itu mendukung outlook kenaikan suku bunga The Fed yang lebih cepat setelah tapering. Pasalnya, data Retail Sales yang baik merupakan indikator bahwa pertumbuhan ekonomi juga menguat dan memangkas risiko stagflasi yang selama ini dikhawatirkan.

"Tekanan inflasi di seluruh dunia dapat meningkatkan kondisi bank-bank sentral untuk mengetatkan kebijakan moneter mereka. Hal itu tidak baik bagi emas, sehingga trend-nya bisa menurun dalam waktu yang lama," kata Kyle Rodda, analis IG Markets.

Pengurangan stimulus bank sentral dan kenaikan suku bunga dapat mendorong imbal hasil obligasi pemerintah untuk naik. Akibatnya, emas yang tidak memiliki imbal hasil menjadi kurang diminati oleh para investor. Selain itu, walaupun emas dipandang sebagai aset lindung nilai dari kenaikan inflasi, logam mulia tersebut juga bersaing dengan Greenback sebagai safe haven.

"Meskipun emas dapat meraup aksi beli yang lebih kuat di balik meningkatnya kekhawatiran stagflasi, tetapi kenaikan logam mulia masih harus menaklukkan ketakutan akan kenaikan imbal hasil Treasury," kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity.

Secara teknikal , emas juga dinilai masih membutuhkan kekuatan ekstra untuk menembus ke atas $1800. "Kurangnya kekuatan yang tinggal dalam posisi Long emas menunjukkan bahwa ia akan kesulitan untuk mempertahankan suatu momentum naik, bahkan jika emas mencapai $1800," kata Jeffrey Halley, analis forex dari OANDA.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE