Menu

Harga Emas Tertekan Penguatan Dolar Dan Yield Obligasi AS

Nadia Sabila

Kenaikan yield obligasi AS mengangkat Dolar dan melemahkan harga emas. Pasar menantikan kebijakan moneter The Fed minggu depan.

Seputarforex - Harga emas turun di sesi perdagangan Selasa (18/Januari) malam. Penguatan yield obligasi US Treasury turut mengangkat Dolar AS sehingga membuat harga emas tergelincir. Saat berita ini ditulis, harga emas spot melandai 0.3% ke $1813.08 per ounce. Harga emas futures di Comex New York turun 0.2%, begitu pula dengan grafik XAU/USD di bawah ini yang melemah 0.39% ke $1811.41.

Yield obligasi 2-tahunan US Treasury naik hingga 1% untuk pertama kalinya sejak Februari 2020, sementara yield obligasi 10-tahunan menyentuh 1.856% malam ini. Dolar AS pun ikut menanjak bersama dengan kenaikan yield tersebut, sehingga harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli dengan uang selain Dolar AS.

"Kita sedang dalam jalur kenaikan yield sepanjang tahun yang akan membatasi kenaikan emas. Namun, perkembangan data inflasi dapat membuat emas terus bertahan," kata Bob Haberkorn, analis dari RJO Futures.

 

Pasar Nantikan Hasil Rapat FOMC Pekan Depan

Para investor mengharapkan sinyal tambahan dari The Fed terkait kenaikan suku bunga pada bulan Maret mendatang. Menurut Haberkorn, harga emas kemungkinan akan diperdagangkan di kisaran $1780-$1830 setelah suku bunga The Fed naik pertama kalinya sejak pandemi Virus Corona dimulai. Akan tetapi, apabila The Fed menaikkan suku bunganya pekan depan secara di luar dugaan, maka harga emas bisa anjlok.

"Jika The Fed menaikkan suku bunganya minggu depan, emas akan dilanda aksi jual ke bawah $1800. Namun, hal itu hanya akan menjadi penurunan sementara karena pasar akan tahu bahwa The Fed berada dalam posisi yang buruk apabila menaikkan suku bunga sebelum Maret," kata Haberkorn.

Adapun yang menyangga harga emas dari penurunan tajam malam ini adalah penurunan indeks-indeks sahan di pasar ekuitas. Ed Moya dari OANDA mengatakan bahwa emas saat ini sedang dalam fase choppy. Namun, outlook jangka menengahnya masih bullish jika dapat bertahan di level $1800. Emas juga masih akan menjadi aset anti inflasi favorit di Amerika Latin dan negara-negara berkembang.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE