Menu

Harga Emas Turun Akibat Penguatan Dolar AS Dan Minat Risiko

Nadia Sabila

Minat risiko meningkat seiring dengan menguatnya Dolar AS dan sejumlah negara yang mulai melonggarkan kebijakan lockdown. Harga emas pun melemah.

Seputarforex.com - Harga emas turun sebagai dampak dari menguatnya Dolar AS di sesi perdagangan Rabu (06/Mei) malam ini. Permintaan terhadap emas berkurang, sehingga harga emas spot turun 0.4 persen ke $1,698.96 per ounce pada pukul 09:57 GMT. Sementara itu, harga emas futures di Comex New York tergelincir 0.2 persen ke $1,708.10. Grafik XAU/USD berikut ini menunjukkan penurunan harga emas yang mencapai 0.68 persen ke 1,693.97.

"Berkurangnya permintaan perhiasan dan sentimen yang sangat positif dalam pasar ekuitas seiring dengan pembukaan kembali aktivitas ekonomi berdampak pada tertekannya harga emas," kata Eugen Winberg dari Commerzbank.

 

Meski Sedang Tertekan, Trend Jangka Panjang Emas Masih Bullish

Terdapat beberapa faktor yang kurang menguntungkan bagi pergerakan emas hari ini. Pertama, pertumbuhan korban Corona (Covid-19) yang semakin melambat membuat banyak negara berani membuka kembali ekonominya. Dalam hal ini, Amerika Serikat, Italia, dan Jerman mulai melonggarkan aturan pembatasan sosial mereka secara tentatif.

Kedua, Indeks Dolar AS naik 0.4 persen ke level tinggi satu pekan, khususnya setelah rilis ADP Jobs Report yang tak seburuk perkiraan. Walaupun turun jauh dibandingkan data bulan Maret, data ketenagakerjaan AS untuk bulan April yang dirilis lembaga ADP tersebut hanya -20.236 juta pekerja, lebih tinggi daripada ekspektasi -20.500 juta.

Ketiga, eskalasi konflik perdagangan AS-China tampak lebih menambah permintaan terhadap Dolar AS ketimbang emas. Presiden Donald Trump mendesak China untuk transparan tentang asal usul virus Corona. Hal ini terjadi setelah Trump mengancam untuk menaikkan tarif baru pada barang-barang impor China, karena menganggap negara tersebut sengaja menciptakan virus.

Kendati demikian, secara umum trend harga emas terbilang ranging. Dalam jangka panjang, logam mulia bahkan masih berpotensi naik. Menurut analis ActivTrades, Carlo Aleberto De Casa, trend emas masih bullish secara teknikal. Para investor masih membeli emas sebagai antisipasi akan kemungkinan penyebaran virus gelombang kedua. Di samping itu, The Fed juga masih sibuk melonggarkan moneter untuk menanggulangi krisis ekonomi karena dampak Corona.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE