Menu

Harga Emas Turun Lagi, Terseret Kuatnya Dolar AS

Utari

Harga emas dalam tekanan karena penguatan Dolar AS meski ada insiden di Turki dan jerman. Ini terjadi karena pernyataan Janet Yellen kemarin yang dinilai hawkish.

Seputarforex.com- Harga emas di sesi Asia pada hari Rabu (21/12) kembali turun setelah terseret oleh penguatan indeks Dolar AS ke level tertinggi 14 tahun terhadap beberapa mata uang mayor lainnya. Saat berita ini diturunkan, pair XAU/USD diperdagangkan di level harga 1,134 Dolar AS dan harga emas batangan Antam melandai ke level harga Rp 583,000 dari sebelumnya Rp 585,000.

 

Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas berjangka untuk pengiriman bulan Februari menurun menjadi 1,136 Dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan Maret berada di kisaran 16.14 Dolar AS per troy ons dan harga tembaga futures untuk pengiriman bulan Maret di level 2.511 Dolar AS per pound, naik sebesar 0.36 persen.

Pada sesi perdagangan hari Selasa kemarin, harga aset safe haven emas anjlok meski ada insiden di Turki dan Jerman. Penurunan harga emas terjadi karena penguatan mata uang Dolar AS, seiring dengan sebagian besar investor kembali berekspektasi tinggi terhadap adanya pertumbuhan ekonomi global dan kenaikan tingkat suku bunga AS.

 

Harga Emas Masih Tertekan Pasca Kenaikan Suku Bunga AS

Dalam tren kenaikan suku bunga AS oleh the Fed, harga emas saat ini masih dalam tekanan. Komentar hawkish ketua the Fed, Janet Yellen kemarin memberikan apresiasi kepada pemerintah karena mampu meningkatkan jumlah tenaga kerja dengan menurunkan angka pengangguran AS. Komentar Yellen ini selanjutnya mendorong lonjakan pada bursa saham dan penguatan aset berimbal balik dalam bentuk bunga. Pelaku pasar saat ini terus memperoleh indikasi perbaikan ekonomi AS dan peluang besar untuk dilakukannya Rate Hike oleh The Fed lagi pada tahun 2017 nanti.

Seperti yang sudah diketahui, kenaikan suku bunga AS menyebabkan harga emas terus terbebani karena minat investor terhadap aset berimbal bunga semakin meningkat. Tidak seperti logam mulia emas yang tidak bisa menghasilkan return signifikan saat tren suku bunga tinggi, dalam aset berimbal bunga seperti obligasi, investor bisa mendapatkan kupon berupa bunga yang bisa diterima pemegang obligasi secara berkala.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE