Menu

Harga Emas Turun Pasca GDP AS Dan Kabar Positif AS-China

Nadia Sabila

Harga emas turun karena apiknya data ekonomi AS memperkuat Dolar. Selain itu, optimisme akan tercapainya kesepakatan AS-China kian meredupkan sentimen penghindaran risiko.

Seputarforex.com - Harga emas turun di sesi perdagangan Rabu (27/November) malam. Dari grafik XAU/USD berikut ini, harga emas diperdagangkan di 1,453.89, kembali ke kisaran rendah yang terbentuk pada tanggal 12 November. Namun demikian, trend harga emas terbilang masih sideways sejak awal pekan ini.

Sementara itu, harga emas spot juga turun 0.4 persen ke $1,455.12 per ons pada pukul 17:03 GMT. Emas spot terpantau terus turun dalam lima dari enam sesi perdagangan terakhir. Sedangkan di bursa komoditas New York, harga emas futures turun pula dengan persentase yang sama menuju $1,455 per ons.

Menilai harga emas dari segi teknikal, Andrew Robinson dari OANDA mengatakan,"Emas sedang melanjutkan tema lower-Highs dan lower-Lows dalam channel turun sejak awal September."

 

Data Ekonomi AS Positif Dan Perkembangan AS-China

Dari sisi fundamental, raktor pertama yang menekan harga emas malam ini adalah bullish Dolar AS akibat naiknya data pertumbuhan ekonomi AS. Di luar ekspektasi, Growth Domestic Products (GDP) AS kuartal ketiga naik ke level 2.1 persen. Angka tersebut lebih bagus daripada estimasi versi Advanced dan perkiraan stagnan. Menambah positif performa Dolar AS, Durable Goods Orders AS melesat dari -1.2 ke 0.6 persen di bulan Oktober 2019.

Faktor kedua yakni kabar positif tentang kesepakatan perdagangan AS-China yang disarikan dari komentar Presiden AS Donald Trump. Saham-saham Wall Street bangkit setelah mendengar Trump berkata bahwa kedua negara sedang memperjuangkan usaha terakhir untuk menandatangani kesepakatan perdagangan awal.

Sentimen pasar yang optimistis saat ini tidak hanya membuat para investor lebih tertarik pada aset risiko tinggi seperti saham, tapi juga membuat mereka tak tertarik dengan aset-aset safe haven seperti emas dan Yen Jepang.

"Mengingat situasi (saat ini), pernyataan dari Gedung Putih bahwa kesepakatan dagang AS-China akan tercapai terus mendongkrak minat risiko," kata Bart Melek, Kepala Ahli Komoditas di TD Securities. Ia juga menambahkan bahwa emas sedang tidak diminati sebagai aset lindung nilai.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE