Menu

Harga Emas Turun Terus, Ditekan Prospek Fed Rate Hike

N Sabila

Harga emas terus menurun sejak kemarin malam hingga Rabu (18/Juli) sore ini, gara-gara penguatan Dolar AS 'dijamin' prospek kenaikan suku bunga The Fed.

Seputarforex.com - Harga emas jatuh dan terus menurun sejak kemarin malam hingga Rabu (18/Juli) sore ini. Logam mulia tersebut anjlok ke level terendahnya tahun ini, akibat menguatnya Dolar AS pasca testimoni Jerome Powell. Kebijakan suku bunga Fed tahun ini hampir dipastikan berlanjut sesuai pernyataan hawkish Powell. Oleh sebab itu, harga emas diperkirakan bakal terus kehilangan daya tarik.

 

 

Harga emas spot turun 0.2 persen ke level $1,44.16 per troy ons siang tadi. Sedangkan emas futures untuk pengiriman bulan Agustus juga turun dengan persentase yang sama ke harga $1,224 per troy ons. Sementara itu, harga emas ANTAM hari ini diperdagangkan di Rp641,000 per gram, dari sebelumnya di Rp645,000. Buyback price emas ANTAM berada di Rp567,000 per gram.

 

Penguatan Dolar AS Tak Terbendung

Dolar AS terus menguat, terutama terhadap safe haven seperti Yen dan emas. Jerome Powell memberikan gambaran yang optimistis tentang pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Disebutkan bahwa kondisi inflasi dan pasar tenaga telah meningkat, sehingga pengetatan moneter merupakan kebijakan yang paling sesuai untuk saat ini.

Tak hanya Powell, pejabat The Fed lainnya seperti Esther George, pagi tadi mengamini pernyataan ketuanya. Presiden The Fed untuk wilayah Kansas City itu juga menuturkan bahwa ekonomi Amerika saat ini membutuhkan beberapa kali kenaikan suku bunga, demi menghindari berbagai risiko.

Komentar-komentar hawkish pejabat The Fed menjadi suntikan energi untuk Dolar AS. Sebaliknya, emas harus mengalah dan kehilangan peminat, sehingga harganya turun di tengah penguatan Dolar AS.

 

Emas Akan Kehilangan Daya Tarik Untuk Beberapa Waktu


"Dengan Dolar AS yang berdiri tegak, harga emas harus rela tertekan untuk beberapa waktu ke depan karena daya tariknya terhalang oleh bullish ekuitas dan Dolar AS," kata Stephen Innes, Kepala Trading APAC di OANDA.


Senada dengan Innes, Yuichi Ikemizu dari ICBC Standard Bank mengungkapkan pendapat bernada serupa. "Orang-orang menjual (instrumen dari) negara-negara berkembang, komoditas, dan membeli Dolar, (karena mata uang itu) dinilai akan menjadi investasi yang paling stabil selama tren ini berlanjut ... Kondisi ini memang cukup berat bagi komoditas," ujar Ikemizu dalam laporan berita Reuters.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE