Menu

Harga Minyak Berusaha Bangkit Pasca Anjlok Di Awal Pekan

Pandawa

Harga minyak sempat terperosok tajam karena kekhawatiran akan varian baru virus Corona. Namun, harga minyak berbalik menguat oleh ekspektasi diloloskannya RUU stimulus di Kongres AS.

Seputarforex - Harga minyak mentah dunia berusaha memangkas kerugian yang diderita pada pembukaan perdagangan awal pekan lalu. Pada saat berita ini diturunkan hari Selasa (22/Desember) pagi, minyak Brent berada di kisaran $50.67 per barel, menjauhi level rendah $46.06 per barel yang tersentuh pada sesi Eropa hari Senin. Kondisi serupa juga terlihat pada harga minyak WTI (West Texas Intermediate), yang saat ini diperdagangkan pada kisaran $47.54 per barel.

Sebelumnya, harga minyak melemah karena ditekan oleh sentimen risk-off sehubungan dengan kabar mutasi virus Corona jenis baru di Inggris. "Kabar buruk mengenai virus Corona jenis baru di Inggris menunjukkan kepada kita bahwa optimisme vaksin yang telah menahan harga minyak Brent di atas level $50 per barel dapat tiba-tiba anjlok karena dipicu oleh kekhawatiran terhadap prospek permintaan," kata analis Rystad Energy, Louise Dickson.

Pandangan serupa juga diungkapkan oleh Giovanni Staunovo, analis minyak dari UBS. Ia mengatakan bahwa laporan terkait strain baru virus Corona yang lebih cepat menular telah membebani sentimen pasar pada perdagangan awal pekan. Pembatasan mobilitas di Inggris dan negara-negara Eropa pun semakin memperburuk outlook permintaan minyak.

 

Jelang Voting RUU Stimulus AS, Harga Minyak Pulih

Kemerosotan harga minyak tidak berlangsung lama dan kembali beringsut naik hingga hingga Selasa pagi ini. Pulihnya harga minyak tidak terlepas dari ekspektasi diloloskannya RUU stimulus oleh Kongres AS tak lama lagi. Disamping itu, optimisme vaksin dan kebangkitan ekonomi tahun 2021 ikut meredam kejatuhan harga emas hitam ini.

Selain itu, kabar positif yang mempengaruhi sentimen pasar juga datang dari pembicaraan Brexit. Sikap PM Inggris Boris Johnson dilaporkan telah sedikit melunak terkait masalah perairan dengan Uni Eropa. Perkembangan ini diharapkan bisa kembali menaikkan ekspektasi tercapainya kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa sebelum deadline 31 Desember nanti.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE