Menu

Harga Minyak Flat Pasca Pengumuman Stimulus AS

Pandawa

Harga minyak bergerak mendatar dalam tiga sesi perdagangan terakhir. Euforia terhadap stimulus ekonomi AS rupanya diimbangi oleh merosotnya permintaan.

Seputarforex.com - Harga minyak mentah dunia bergerak mendatar pada perdagangan hari Kamis (26/Maret), di tengah masih kentalnya nuansa perang harga minyak Arab Saudi dan Rusia. Harga minyak saat ini ditopang oleh optimisme pasar setelah pemerintah AS secara resmi menggelontorkan stimulus untuk meredam perlambatan ekonomi akibat Covid-19.

Pada saat berita ini ditulis, harga minyak Brent berada di level $27.14 per barel, melemah 0.44 persen dari harga Open harian. Kondisi serupa juga terlihat pada pergerakan harga minyak WTI (West Texas Intermediate) yang kini diperdagangkan pada kisaran $23.96 per barel, bergerak sangat dekat dengan level pembukaan hari ini. Secara garis besar, baik Brent Oil maupun WTI sama-sama berada dalam fase konsolidasi yang sudah terjadi sejak awal pekan.

 

Redupnya Permintaan Vs Stimulus Ekonomi

Harga emas hitam bergerak dalam rentang sempit karena sikap wait and see pelaku pasar dalam menyikapi berbagai sentimen. Salah satunya adalah harga minyak masih dibayangi oleh prospek jatuhnya permintaan menyusul semakin banyak negara-negara yang mengambil langkah lockdown untuk menghambat penyebaran Covid-19.

Terbaru, India yang merupakan salah satu konsumen utama minyak dengan populasi 1.3 miliar telah memutuskan untuk lockdown selama 21 hari ke depan. Itu artinya, permintaan terhadap minyak mentah akan semakin berkurang dan inilah katalis utama yang bisamenekan harga minyak.

"Dengan adanya lockdown di berbagai negara, maka kami memprediksi permintaan minyak mentah global akan terkontraksi sebesar lebih dari 10 juta barel per hari (bph). Kemerosotan permintaan semacam ini berpotensi akan menimbulkan fenomena banjir pasokan (minyak) di pasar," kata seorang analis energi dari Australia and New Zealand Banking Group.

Di sisi lain, laju kemerosotan harga minyak diredam oleh sentimen positif pelaku pasar, setelah pemerintah AS secara resmi menyetujui paket stimulus senilai $2 triliun untuk membantu perekonomian yang dihantam pandemi Corona.

Paket stimulus yang dikucurkan ini akan digunakan untuk membantu perusahaan-perusahan dalam bertahan melawan dampak buruk Covid-19. Dengan demikian, diharapkan stimulus bisa merangsang geliat ekonomi AS. Kondisi ini tak ayal menumbuhkan harapan investor terhadap prospek meningkatnya kembali permintaan terhadap minyak di masa depan.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE