Menu

Harga Minyak Jatuh Dipukul Peningkatan Cadangan AS

M Septian

Rabu ini (08/10), Minyak memutuskan rally tiga hari berturut-turut dengan pelemahan harga setelah melihat laporan dari pemerintah AS yang menunjukkan kenaikan cadangan minyak. EIA menyatakan bahwa cadangan minyak domestiknya meningkat 3.1 juta barel.

Rabu ini (08/10), Minyak menghentikan reli tiga hari-nya dengan pelemahan harga setelah melihat laporan dari pemerintah AS yang menunjukkan kenaikan cadangan minyak. Naik-turunnya cadangan minyak AS dikenal berpengaruh cukup besar pada harga minyak mentah karena peran negeri tersebut sebagai produsen sekaligus konsumen minyak kawakan Dunia.

Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat menyatakan bahwa cadangan minyak domestiknya bertambah 3.1 juta barel minggu lalu, melebihi kenaikan 2.2 juta barel yang diprediksikan para analis Reuters.

Data tersebut menyebabkan kontrak berjangka minyak West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 72 sen atau 1.5 persen menjadi 47.81 Dolar AS per barel. Minyak internasional Brent juga terkena imbas yang langsung turun 59 sen, atau sekitar 1.1 persen, menuju USD 51.33 per barel. Kini, minyak masih bergerak mendatar menanti rilis data lanjutan setelah pasar China baru dibuka pada hari ini pasca Golden Week.

 

Pendapat Berbeda-Beda Dari Para Trader Energi

Analis dari Tradition Energy, Gene McGillian berkomentar bahwa penumpukan cadangan minyak mentah yang dilaporkan oleh EIA akan mematikan 'mesin pendorong' kenaikan harga minyak dan memaksa para trader energi kembali mengira-ngira arah harga selanjutnya. Bersamaan dengan rilis cadangan minyak tersebut, EIA juga melaporkan peningkatan gasoline hampir 2 juta barel, empat kali lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

Sementara trader lain masih percaya harga minyak akan bergerak naik. "Indikator teknikal utama masih menunjukkan positif, tidak menandakan adanya penurunan lanjutan" kata Robin Bieber, direktur PVM Oil Associates dilansir dari CNBC.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE