Menu

Harga Minyak Jeblok Pasca Data Industri

N Sabila

Harga minyak anjlok pada hari Rabu (22/07) ini setelah data industri menunjukkan bahwa cadangan minyak mentah (crude) AS meningkat pada pekan lalu justru ketika telah diekspektasikan untuk menurun. Untungnya, lemahnya Dolar AS membantu untuk membatasi penurunan.

Harga minyak anjlok pada hari Rabu (22/07) ini setelah data industri menunjukkan bahwa cadangan minyak mentah (crude) AS meningkat pada pekan lalu justru ketika telah diekspektasikan untuk menurun. Untungnya, lemahnya Dolar AS membantu untuk membatasi penurunan harga minyak agar tidak lebih jauh lagi.



Minyak berjangka (Crude futures) terpantau stabil pekan ini setelah tumbang menuju level rendah tiga-bulan di awal bulan Juli ini, ketika fokus pasar tertuju pada potensi ekspor minyak Iran pasca pencabutan sanksi nuklir yang kemungkinan dapat menambah oversuplai minyak di pasar.

Minyak crude AS berada di atas harga $50 per barel pada hari Rabu setelah sedikit terbenam di bawah level normalnya pekan ini untuk pertama kalinya sejak awal April 2015. Pada pukul 14:00 WIB siang tadi, minyak mentah WTI CLc1 untuk pengiriman bulan September diperdagangkan lebih rendah 60 sen pada harga $50.26 per barel, setelah ditutup 42 sen lebih tinggi di sesi sebelumnya. Sedangkan, minyak mentah Brent futures LCOc1 diperdagangkan 46 sen lebih rendah pada nilai $5658 per barel, setelah mengalami kenaikan sebanyak 39 sen pada hari Selasa kemarin.

Jelang Laporan EIA

Harga minyak makin lesu setelah data dari grup industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan bahwa pasokan minyak mentah AS naik 2.3 juta barel dalam pekan yang berakhir pada tanggal 17 Juli. Di samping itu, menurut analisa dari Bank ANZ yang diwawancara oleh Reuters, indikasi apapun tentang kenaikan cadangan minyak pekan ini dari laporan mingguan EIA diperkirakan akan melemahkan harga minyak lebih jauh.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE