Menu

Harga Minyak Kocar-Kacir Di Tengah Kepanikan Pasar Finansial

A Muttaqiena

Pasar saham dunia mengalami kemerosotan besar-besaran, sehingga memicu investor melepaskan aset-aset berisiko tinggi seperti Minyak Mentah Berjangka.

Seputarforex.com - Harga Minyak Mentah jatuh beruntun dalam dua hari perdagangan terakhir, serta masih tertekan pada sesi Asia Selasa ini (6/Februari), di tengah aksi jual harian terparah yang pernah dialami Wall Street. Pasar-pasar saham dunia mengalami kemerosotan besar-besaran, sehingga memicu investor melepaskan aset-aset berisiko tinggi seperti Minyak Mentah Berjangka.

 

Kedua harga Minyak Mentah acuan dunia kompak anjlok lebih dari 1 persen dibanding harga penutupan sesi sebelumnya. Brent merosot kini berada pada $66.81, level terendah sejak tanggal 3 Januari. Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) berada pada $63.31, terendah sejak 22 Januari lalu.

Pasar finansial dunia dihantam kabar menghebohkan pada hari Senin malam, ketika Dow Jones Index terjun bebas hingga minus 4.6%, atau lebih dari 1175 poin. Kemerosotan ditunjukkan pula oleh indeks-indeks utama lainnya, termasuk S&P 500, DAX, FTSE 100, dan Nikkei 225. Pasalnya, optimisme akan naiknya inflasi di negeri Paman Sam dalam laju lebih cepat dibanding ekspektasi, meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga AS sebanyak lebih dari tiga kali lagi tahun ini. Oleh karena itu, muncul pula kekhawatiran kalau ekspansi korporasi bakal terkekang lantaran peningkatan suku bunga pinjaman.

Namun demikian, sebagimana dilansir oleh Reuters, koreksi harga Minyak Mentah kali ini lebih dari sekedar imbas pergerakan pasar finansial. Pada akhir Januari lalu, harga Minyak Mentah sudah mulai tertekan akibat laporan bahwa produksi minyak AS melonjak ke rekor tinggi baru pada 9.878 juta barel per hari (bph).

Ini artinya, meskipun negara-negara anggota OPEC dan sejumlah produsen minyak lainnya telah menjalankan pembatasan output dengan dipandu Arab Saudi dan Rusia, tetapi suplai Minyak Mentah tetap melimpah. Lebih parah lagi, ada indikasi bahwa output AS bakal makin membubung, karena dalam laporan Baker Hughes terakhir disebutkan bahwa jumlah oil drilling rigs di negeri Paman Sam telah meningkat ke 765 -dua kali lipat lebih besar ketimbang jumlahnya pada pertengahan 2016-.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE