Menu

Harga Minyak Lagi-Lagi Lemah, Investor Mencermati Pasokan Global

M Septian

Kamis (02/09) siang, minyak mentah AS kembali melemah di bawah USD 46 per barel akibat melimpahnya cadangan minyak global. Di bursa NYMEX, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Oktober diperdagangkan merosot 0.78 persen ke USD 45.89 per barel.

Kamis (02/09) siang, minyak mentah AS kembali melemah di bawah USD 46 per barel akibat melimpahnya cadangan minyak global. Di bursa NYMEX, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Oktober diperdagangkan merosot 0.78 persen ke USD 45.89 per barel, sebelumnya mencapai 84 sen lebih tinggi. Sementara Brent di bursa saham ICE London sempat bergerak diantara 47.74 hingga 50.78 Dolar AS per barel sebelum ditutup pada 50.48 atau naik 1.87 persen hari ini. Selisih nilai WTI dengan Brent tercatat pada USD 4.22 lebih tinggi dari kemarin 4.17. Tadi malam, minyak sempat naik akibat berkurangnya pasokan minyak OPEC untuk pertama kali sejak Februari ditengah meningkatnya jumlah cadangan minyak AS.

Sore kemarin, kenaikan harga minyak terpangkas dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah cadangan minyak AS secara tak terduga naik 4.7 juta barel ke 455.4 juta pada pekan yang berakhir 28 Agustus, kenaikan terbesar sejak bulan April menurut laporan Energy Information Administration (EIA). Melebihi prediksi para analis yang memperkirakan data itu hanya bertambah 700,000 barel. Stok minyak di Cushing, Oklahoma sebagai titik pengiriman minyak penting berada pada 388,000 barel, sementara gasoline turun 271,000 barel.

Kemudian minyak mengalami rebound setelah OPEC mengumumkan jumlah produksi minyaknya berkurang bulan lalu. Pasokan OPEC bulan Agustus menyusut ke 31.71 juta barel per hari, turun dari revisi laporan bulan Juli sebesar 31.88 menurut survey Reuters. Selama bulan lalu, suplai dari Irak menyusut 40,000 barel per hari menjadi sekitar tiga jutaan disebabkan oleh gangguan pada aliran dari pipa yang menyalurkan minyak mentah. Di lain tempat, output dari Arab Saudi masih relatif stabil sesudah penurunan Juli lalu, peningkatan kecil dari Nigeria dan Algeria diimbangi oleh penurunan produksi di Libya.

Sementara itu, dukungan untuk pencabutan sanksi nuklir Iran di parlemen AS bertambah. Presiden Barack Obama mengamankan dukungan penting untuk kebijakan nuklir gedung putih ketika Senator Barbara Mikulski berjanji untuk menegakkan hak veto. Mikulski adalah senator ke-34 yang memberikan dukungannya kepada kesepakatan tersebut. Jika parlemen AS meratifikasi pencabutan sanksi itu, maka Iran akan bisa meluncurkan minyaknya ke pasar dunia, menambah limpahan pasokan di tengah perlambatan permintaan.

Ketika kerangka kesepakatan antara Iran dan kelompok negara-negara besar Barat tercapai pada bulan April, Facts Global Energy, sebuah perusahaan konsultan energi memperkirakan bahwa ekspor minyak Iran bisa mencapai 1.7 juta barel per hari dalam waktu 12 bulan mulai dari waktu ketika pelonggaran sanksi ekonomi diberlakukan. Iran juga dilaporkan telah menimbun 30 juta barel minyak mentah yang siap diekspor.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE