Menu

Harga Minyak Longsor Akibat Kebangkitan Produksi AS

A Muttaqiena

Kembalinya produksi Shale AS dapat mempersulit upaya OPEC dan negara produsen lainnya untuk mengendalikan surplus pasokan minyak global.

Seputarforex.com - Harga minyak anjlok lebih dari satu persen sepanjang hari Selasa dan masih terus tertekan pada perdagangan Rabu pagi ini (8/2), akibat makin menggembungnya persediaan minyak mentah dan gasolin di Amerika Serikat yang mengindikasikan kebangkitan produksi Shale. Padahal, kembalinya produksi Shale AS dapat mempersulit upaya OPEC dan negara produsen lainnya untuk mengendalikan surplus pasokan minyak global.

 

Dipicu Sinyal Bearish Teknikal

Pada Selasa, harga minyak Brent melorot 1.2% untuk kemudian menetap pada $55.05 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) menurun 1.6% ke angka $52.17. Saat berita ditulis, Brent sudah melandai lebih lanjut ke $54.55 dan WTI pada $51.53.

Anjloknya harga minyak kali ini dipicu oleh turunnya Gasolin berjangka asal AS (RBc1) Ke $1.4875 per galon, setelah munculnya sinyal bearish teknikal berupa pergerakan harga merayap ke bawah 200-day Moving Average di sesi sebelumnya. Kabar peningkatan ketegangan AS-Iran pun agaknya dikesampingkan.

"Ini adalah kemunduran yang diakibatkan oleh suplai... Kita berada dalam rekor (tinggi) 2 juta barel persediaan gasolin AS yang terakhir kali kita alami pada Februari (tahun lalu)," demikian ungkap Tony Headrick, Analis Pasar Energi di CHS Hedging. Pasalnya, persediaan gasolin di negeri Paman Sam meningkat dengan laju jauh lebih tinggi dibanding kondisi normalnya pada awal tahun ni.

 

Produksi AS Persulit Kenaikan Harga

Rilis laporan American Petroleum Institute pagi tadi turut menegaskan fakta peningkatan persediaan minyak AS ini, baik dalam bentuk mentah maupun terolah. Inventori minyak mentah dikabarkan melonjak 14.23 juta barel dalam periode penghitungan hingga akhir pekan lalu, sementara gasolin meningkat 2.9 juta barel dan hasil distilasi menanjak 1.37 juta barel.

Data-data itu kian mencemaskan pasar yang tengah menantikan hasil dari pemangkasan produksi oleh OPEC dan produsen minyak lainnya.

"Persepsi umumnya adalah bahwa OPEC memangkas produksi, yang mana mendukung (kenaikan) harga, tetapi level persediaan yang tinggi, meningkatnya jumlah sumur pengeboran, dan pertumbuhan produksi AS, membatasi kenaikan (harga)," ungkap Tamas Varga, Analis di PVM Oil Associates London, pada Reuters.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE