Menu

Harga Minyak Melanjutkan Pelemahan Jumat Lalu

M Septian

Pagi ini (07/09), harga minyak mentah sedikit melemah masih melanjutkan penurunan Jumat lalu sementara pasar juga bergerak tipis di tengah liburan di AS dan Canada.

Pagi ini (07/09), harga minyak mentah sedikit melemah masih melanjutkan penurunan Jumat lalu sementara pasar juga bergerak tipis di tengah liburan di AS dan Canada. Di bursa NYMEX, minyak mentah pengiriman Oktober turun 0.73 persen menjadi 45.72 Dolar AS per barel. Sementara pada bursa ICE London, minyak Brent terpukul 2.11 persen menuju USD 49.61 per barel. Selama seminggu terakhir Brent sudah kehilangan harganya 44 sen atau 0.88 persen akibat perlambatan ekonomi China. Pekan lalu, harga minyak dunia mengalami pelemahan di hari Jumat (04/09), sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang mencemaskan menambah kekhawatiran akan melimpahnya stok minyak dunia yang lebih lama daripada yang dapat diantisipasi.

Jumat lalu, Grup riset industri Baker Hughes (NYSE:BHI) menyatakan bahwa jumlah sumber minyak AS yang beroperasi menurun 13 menjadi 662. Hal ini merupakan penurunan jumlah sumber minyak pertama sejak tujuh minggu belakangan.

Di tempat lain, data ketenagakerjaan AS menunjukkan lowongan baru non pertanian yang diterbitkan hanya bertambah sedikit, lebih kecil dari yang diharapkan meski angka Unemployment rate mengalami penyusutan. Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan perekonomian AS menambahkan 173,000 lowongan pekerjaan di bulan Agustus, lebih sedikit dari prediksi yang bertambah 220,000 dan melemah dari pencapaian 245,000 lowongan baru pada bulan sebelumnya. Meskipun demikian Unemployment rate turun tipis dari 5.3 persen ke 5.1 persen, level terendah sejak April 2008 dan lebih baik daripada perkiraan 5.2 persen. Laporan tenaga kerja tersebut yang diharapkan dapat memberi kejelasan tentang kemungkinan keputusan the Fed mengenai kenaikan suku bunga jangka pendek, ternyata tak sesuai harapan.

Perlambatan yang terjadi di China dan volatilitas pasar global menambah ketidakpastian mengenai kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS. Gejolak di pasar modal dimulai ketika China mendevaluasi Yuan 11 Agustus lalu, memicu kekhawatiran pada melambatnya perekonomian yang mungkin terjadi lebih cepat daripada yang diprediksikan. Seperti diketahui China saat ini adalah konsumen minyak terbesar kedua setelah AS dan merupakan mesin penggerak kuatnya permintaan. Harga minyak dunia telah mengalami banyak sekali tekanan dalam beberapa bulan belakangan, akibat kekhawatiran yang sedang berlangsung di pasar dunia dan melimpahnya pasokan minyak menjatuhkan harganya.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE