Menu

Harga Minyak Melonjak Pasca Kabar Wafatnya Raja Arab Saudi

N Sabila

Minyak melonjak setelah kabar wafatnya Raja Arab Saudi, King Abdullah. Arab Saudi merupakan negara produsen minyak terbesar di antara negara-negara OPEC. Peristiwa ini memunculkan pertanyaan tentang ada atau tidaknya perubahan rencana yang dampaknya akan tetap mengetatkan saham.

Minyak melonjak setelah kabar wafatnya Raja Arab Saudi, King Abdullah, salah satu rekan diplomasi penting, terutama dalam menyusun kebijakan minyak bagi Amerika Serikat. Arab Saudi merupakan negara produsen minyak terbesar di antara negara-negara OPEC. Peristiwa ini memunculkan pertanyaan tentang ada atau tidaknya perubahan rencana yang dampaknya akan tetap mengetatkan saham.


Harga minyak berjangka langsung melaju hingga 3.1 persen di New York dan 2.6 persen di London sesaat setelah media mengumumkan kabar kematian Raja Abdullah. Harga minyak untuk pengiriman Februari langsung melompat 1.88 persen untuk diperdagangkan pada $47.18 perbarel di NYMEX, sedikit mundur dari perolehan dua persen setelah kabar kematian.

Perubahan Kebijakan?

Dengan demikian, otomatis tahta Kerajan Saudi Arabia akan dipegang oleh Pangeran Salman bin Abdulaziz. Arab Saudi yang merupakan eksportir minyak terbesar ini memipin keputusan OPEC untuk mempertahankan kuota produksi minyaknya pada pertemuan bulan November lalu. Akibatnya, keterpurukan harga minyak semakin parah dengan banjirnya suplai minyak mentah.

"Kematian Raja Abdullah akan meninkatkan ketidakpastian serta volatilitas pda harga minyak dalam waktu dekat," turtur Neil Beveridge, analis dari Sanford C. Bernstein Hongkong yang diwawancarai oleh Bloomberg. Beveridge pribadi tidak akan berspekulasi tentang perubahan kebijakan dalam waktu dekat, namun wafatnya sang raja ini datang di saat Arab Saudi sedang kerepotan oleh merosotnya harga minyak. Periode ini merupakan periode yang sangat menantang bag Arab Saudi.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE