Menu

Harga Minyak Membentuk Gap Naik Di Awal Tahun 2019

Pandawa

Setelah mencatatkan penurunan tajam selama kuartal terakhir 2018 lalu, harga minyak sedikit menunjukkan potensi bullish di awal tahun ini.

Harga minyak mengawali kiprah di tahun 2019 dengan berada di teritori positif. Hal ini ditunjukkan oleh adanya Gap naik pada pembukaan perdagangan hari Rabu (2/1). Kendati demikian, prospek harga minyak secara umum untuk tahun ini tetap lemah, karena masih dibayangi masalah melambungnya stok minyak mentah AS dan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global.

Pada perdagangan hari Rabu, minyak Brent dibuka di kisaran $53.86 per barrel, membentuk Gap naik dari harga penutupan 2018 pada level $53.25 per barrel. Namun pada saat berita ini ditulis, minyak Brent kembali melemah dan diperdagangkan pada kisaran $53.21 per barrel. Kondisi serupa juga terlihat pada minyak WTI yang diperdagangkan pada kisaran $45.86 per barrel, naik 45 cent (1 persen) dari harga penutupan tanggal 31 Desember lalu.

 

Kerugian Tahunan Pertama Sejak 2015

Harga minyak mengakhiri tahun 2018 dengan mencatatkan kerugian tahunan pertama sejak 2015. Hal tersebut karena dipicu oleh penurunan tajam harga di sepanjang kuartal keempat tahun lalu. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan minyak tahun lalu meliputi melimpahnya persediaan minyak mentah AS, keringanan sanksi terhadap Iran, hingga permintaan minyak yang menurun dari sejumlah negara konsumen utama seperti China dan India.

"Harga minyak mencatatkan penurunan tahunan pertama kali dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang diperparah oleh perang dagang AS-China, dan melimpahnya stok minyak secara berkelanjutan," kata Adeel Minhas, seorang konsultan di Rivkin Securities Australia.

 

Bagaimana Prospek Harga Minyak 2019?

Ekonom berpendapat jika prospek harga minyak untuk tahun 2019 masih penuh dengan ketidakpastian. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor, beberapa di antaranya adalah kekhawatiran perdagangan AS-China, Brexit, serta ketidakstabilan geopolitik di Timur Tengah.

Sebuah jajak pendapat terbaru yang dilakukan Reuters, menunjukan jika sebagian besar ekonom memprediksi harga minyak akan tetap berada di bawah $70 per barrel pada tahun 2019. Meski Rusia dan negara-negara OPEC sudah berupaya memangkas produksi, melimpahnya persedian minyak mentah AS dan perlambatan ekonomi global akan tetap membebani harga minyak mentah.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE