Menu

Harga Minyak Menguat Setelah Saudi Berencana Pangkas Ekspor

Pandawa

Upaya Saudi untuk memangkas pengiriman minyak menjadi kabar positif, yang mendorong harga minyak naik pada perdagangan awal pekan ini.

Arab Saudi berencana mengurangi pasokan minyak ke pasar dunia pada bulan Desember mendatang, setelah OPEC menghadapi prospek ketidakpastian dalam upaya membujuk anggota lain untuk menyetujui pemangkasan Output secara terkoordinasi.

Kabar pemangkasan ekspor minyak ini dikonfirmasi sendiri oleh Menteri Energi Saudi, Khalid al-Falih, yang mengungkapkan bahwa rencana untuk mengurangi pengiriman minyak sebesar 500 ribu barel per hari (bph) akan berlaku mulai berlaku di bulan Desember. Alasan pemangkasan yang terjadi di tengah penurunan permintaan secara musiman tersebut adalah untuk mencegah harga minyak semakin turun.

Apabila rencana Arab Saudi tersebut terealisasi, maka pasokan minyak global akan turun 0.5 persen di bulan Desember mendatang. Harga minyak berpotensi kembali naik jika langkah Saudi itu diikuti oleh anggota OPEC lain. Hal ini akan menandai rebound signifikan setelah terjadi penurunan tajam harga emas hitam dalam beberapa bulan terakhir.

Pada saat berita ini ditulis, harga minyak Brent naik 1.85 persen, berada di kisaran $70.91 per barel atau menjauhi $69.12 yang merupakan level terendah sejak bulan April 2018. Peningkatan juga dialami minyak WTI sebesar 1.62 persen menjadi $60.74 per barel.

 

Pelonggaran Sanksi Iran Menekan Harga Minyak

Sebelumnya, Arab Saudi telah meningkatkan produksi sebesar 1 juta bph tahun ini, di bawah desakan Presiden AS Donald Trump dan negara-negara konsumen minyak lainnya. Langkah itu dilakukanuntuk kembali menyeimbangkan pasokan global saat Sanksi Iran kembali diberlakukan.

Namun, pelonggaran Sanksi Iran oleh AS beberapa waktu yang lalu membuka jalan bagi konsumen utama minyak seperti India dan China, untuk dapat membeli minyak dari Negeri Persia tersebut. Hal itu menyebabkan kelebihan pasokan minyak di pasar global, sehingga menekan pergerakan harga minyak. Pekan lalu saja, harga minyak turun 3.6 persen. Secara kuartalan, pelemahan minyak sudah mencapai lebih dari 15 persen. Hal ini praktis membuat Saudi menghentinkan rencana peningkatan Output minyaknya.

"Ada diskusi umum tentang rencana pemotongan Output dengan anggota OPEC, hanya saja, yang menjadi pertanyaan adalah seberapa banyak yang harus dikurangai. Itu memicu perdebatan dan belum ada kata sepakat (dengan anggota OPEC lain)," kata salah satu sumber terpercaya di Abu Dhabi pada hari Minggu (11/11).

"Tidak ada seorang pun yang menduga keringanan Sanksi Iran. Arab Saudi bersiap mengambil keputusan untuk menyokong harga minyak karena tidak ada yang menginginkan harga minyak terjun bebas," tambah sumber tersebut.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE