Menu

Harga Minyak Selip Meski OPEC Pangkas Output

A Muttaqiena

Data-data mengindikasikan bahwa produksi minyak AS akan terus meroket, sehingga dapat menumpulkan dampak pemangkasan output oleh OPEC dan sekutunya.

Seputarforex.com - Harga Minyak melemah pada perdagangan sesi Asia hari Selasa ini (20/Februari). Data-data mengindikasikan bahwa produksi minyak AS akan terus meroket, sehingga dapat menumpulkan dampak pemangkasan output oleh OPEC dan sekutunya. Saat berita ditulis, Brent telah menurun 0.12% ke 65.44, sedangkan WTI merosot 0.38% ke 62.21 per barel.

 

Pada hari Senin, Sekjen OPEC, Mohammed Barkindo, mengatakan bahwa pihaknya mencatat pelaksanaan kesepakatan pemangkasan output telah mencapai 133% di bulan Januari, naik dari 107% pada tahun lalu. Lebih lanjut, OPEC, Rusia, dan sejumlah negara produsen minyak lain telah meyakinkan pasar bahwa kenaikan output seusai berakhirnya kesepakatan tahun 2018, akan dilakukan secara bertahap.

Harga Minyak sempat naik tipis menyusul laporan pernyataan Barkindo, tetapi selip lagi pagi ini karena sentimen yang rapuh. Pasalnya, meskipun OPEC dan sekutu berupaya keras menahan diri, tetapi negara-negara lain yang tak terlibat dalam kesepakatan yang sama, justru menggenjot produksi.

Akhir pekan lalu, Baker Hughes melaporkan bahwa jumlah sumur pengeboran minyak di Amerika Serikat (rig count) mengalami peningkatan lagi sebanyak 7 ke angka total 798. Dengan ini, oil drilling rigs telah bertambah selama empat pekan beruntun; sekaligus menandakan bahwa total produksi AS yang telah mencapai rekor tinggi 10.27 juta bph dalam perhitungan bulan lalu, masih bisa naik lagi.

 

Amerika Serikat mengambil alih posisi produsen minyak terbesar kedua tahun lalu dari tangan Arab Saudi. Laju produksinya hanya sedikit lebih rendah dibanding Rusia yang duduk di peringkat pertama.

Di sisi lain, pemulihan nilai tukar Dolar AS turut membebani harga Minyak. Indeks Dolar AS telah naik 0.18% ke 89.35 dalam perdagangan intraday hari ini, setelah menanjak beruntun sejak dua hari lalu. Kurs Dolar yang lebih kuat dapat mengancam permintaan atas Minyak, karena membuat harganya dalam perdagangan internasional menjadi lebih mahal bagi pengguna mata uang lain.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE