Menu

Harga Minyak Terangkat Namun Terbebani Sentimen Pasar

M Septian

Minyak sedikit terangkat saat awal perdagangan hari Kamis (12/11) dipengaruhi oleh prospek permintaan dan aksi take profit dari penurunan harga hingga malam tadi. Namun harga minyak masih terpapar dekat dengan level terendahnya pekan ini.

Minyak sedikit terangkat saat awal perdagangan hari Kamis (12/11) dipengaruhi oleh prospek permintaan dan aksi take profit dari penurunan harga hingga malam tadi. Namun harga minyak masih terpapar dekat dengan level terendahnya pekan ini, terbebani sentimen di pasar Asia dan meningkatnya cadangan minyak.

Di bursa NYMEX, minyak WTI (West Texas Intermediate) diperdagangkan pada 43.20 Dolar AS per barel atau menanjak hampir 1 persen. Semalam tadi, WTI turun tajam sekitar 3 persen dibalik tingginya produksi minyak, saham di AS yang menguat dan perlambatan ekonomi Asia. Sementara minyak Brent sebagai tolok ukur harga internasional bertahan pada USD 46.10 naik sekitar setengah persen. Kontrak berjangka Brent juga telah terpuruk selama minggu terakhir. Penurunan harga pada sesi kemarin membawa sebagian dari para investor untuk melakukan aksi ambil untung.

Kemarin para investor bereaksi pada data pasokan minyak ketika American Petroleum Institute (API) melaporkan cadangan minyak AS meningkat. Sementara laporan resmi dari pemerintah AS baru akan dirilis malam nanti, yang menurut prediksi Reuters akan meningkat 1 juta barel. Pekan lalu, EIA melaporkan peningkatan stok 2.84 juta barel ke 482.8 juta barel. EIA juga memperkirakan jurang antara permintaan dan penawaran global akan semakin ketat pada tahun 2020 nanti dan menyebabkan harga menuju kisaran 80 Dolar AS per barel.

Sentimen Di Pasar Asia Membebani Harga Minyak

Di Asia, sentimen terpukul oleh tumbuhnya anggapan bahwa ekonomi regional ini melambat setelah output pabrik China dilaporkan menurun dan perekonomian Jepang yang kemungkinan akan jatuh pada resesi menambah kekhawatiran pada sisi permintaan. Di saat yang sama, pasar negara berkembang juga sedang kesulitan berjuang dengan timbunan hutang yang mengancam pertumbuhan ekonomi.

"Peningkatan cadangan minyak AS masih menjadi faktor utama penggerak harga minyak. Irak juga meningkatkan tekanan pada produsen shale AS. Irak telah memuat sekitar 10 kapal tanker dalam beberapa pekan terakhir untuk mengirimkan minyak mentah ke pelabuhan AS bulan November ini," kata ANZ Bank dilansir dari CNBC.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE