Menu

Harga Minyak Terjun Ke Rekor Terendah Sejak 1999

A Muttaqiena

Harga minyak mentah semakin tertekan oleh situasi di mana merosotnya permintaan BBM akibat pandemi COVID-19 bertepatan dengan melimpahnya pasokan minyak global.

Seputarforex.com - Harga minyak mentah melanjutkan kemerosotannya dalam perdagangan awal pekan ini (20/April) dan mencetak rekor terendah sejak tahun 1999. Harga minyak mentah tipe WTI sempat menyentuh kisaran USD18 per barel, sementara Brent mengambang sekitar level USD25 per barel. Investor semakin khawatir terhadap efek kemerosotan permintaan bahan bakar di tengah pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.

Pekan lalu, kartel OPEC dan lembaga International Energy Agency (IEA) sama-sama merilis proyeksi yang suram tentang pasar minyak. Sementara itu, data volume minyak yang disimpan di pusat distribusi minyak WTI di Cushing, Oklahoma, meningkat dengan cepat karena pabrik-pabrik pengilangan AS merespons penurunan permintaan BBM masyarakat dengan mengurangi operasional mereka.

Seorang pejabat Arab Saudi menyampaikan prakiraan bahwa total pemangkasan pasokan minyak global bisa mencapai 20 juta barel per hari (bph). Akan tetapi, pemangkasan produksi OPEC+ hanya mencakup 10 juta bph . Pemangkasan 10 juta bph sisanya akan tergantung pada aksi suka rela dari negara-negara di luar OPEC+ seperti Amerika Serikat dan Kanada. Masalahnya, industri minyak di negara-negara tersebut dikelola pihak swasta yang sebagian diantaranya belum berminat untuk mengerem produksi saat ini .

Michael McCarthy, pimpinan strategi pasar di CMC Markets, mengatakan bahwa kemerosotan harga minyak mentah merefleksikan besarnya limpahan stok dalam fasilitas penyimpanan utama AS di Cushing dan jatuhnya permintaan.

"(Limpahan stok minyak di Cushing) itu belum mencapai kapasitas penuh, tetapi ada ketakutan bahwa itu akan mencapainya," kata McCarthy, sebagaimana dilansir oleh Reuters. McCarthy menilai para produsen AS baru akan terpaksa memangkas output mereka setelah kapasitas penyimpanan terpenuhi.

Dalam catatan berbeda, sejumlah perusahaan migas multinasional telah mengumumkan keputusan untuk memangkas produksi mereka. Diantaranya Chevron Corp, BP plc, dan Total SA. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi global yang merosot dengan cepat terus memperburuk proyeksi permintaan minyak ke depan. Selain itu, diperkirakan ada simpanan minyak sebesar 160 juta barel dalam kapal-kapal tanker, sehingga surplus pasokan minyak global boleh jadi lebih buruk dari estimasi sebelumnya.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE