Menu

Harga Minyak Tertekan Kekhawatiran Pasar Akan 2 Hal Ini

Pandawa

Harga minyak WTI jatuh di bawah 50 USD per barrel karena melimpahnya pasokan minyak mentah AS, serta kekhawatiran pasar yang dipicu suramnya Outlook global di tahun 2019.

Harga minyak anjlok lebih dari 5 persen pada perdagangan hari Selasa (18/12), karena kekhawatiran pasar terhadap melimpahnya persedian minyak di tengah memburuknya permintaan. Selain itu, Outlook pertumbuhan global yang cenderung negatif untuk tahun depan turut membebani harga minyak. Akibatnya, aksi sell-off pun terjadi, dan membawa harga minyak menyentuh rekor terendah sejak kuartal tiga tahun 2017.

 

Persediaan Minyak AS Membanjiri Pasar

Langkah OPEC bersama dengan negara mitra untuk memangkas output sebesar 1.2 juta bph mulai bulan Januari mendatang, belum cukup menyokong harga minyak mentah. Emas hitam terus melemah, dan sejauh ini telah mencatatkan penurunan lebih dari 30 persen dari posisi High di bulan Oktober lalu.

Harga minyak mentah Brent melemah 5.62 persen, bahkan sempat turun di kisaran $55.84 per barrel pada sesi New York tadi malam, sebelum akhirnya naik dan diperdagangkan pada level $56.55 per barrel. Kondisi serupa juga dialami minyak WTI yang anjlok sebesar 7.3 persen hingga menyentuh kisaran $45.83 per barrel.

Namun saat berita ini di-update pada hari Rabu (19/12) pukul 10:00 WIB, harga minyak WTI sudah sedikit menguat ke kisaran 45.86, sementara Brent sudah pulih ke level 60.27.

AS yang mengambil sikap berbeda dengan OPEC, terus melakukan pengeboran minyak. Alhasil, persediaan minyak mentah AS yang dipublikasikan oleh American Petroleum Institute menunjukan stok minyak mentah AS melonjak hingga 3.5 juta barel, menurut perhitungan mingguan yang berakhir pada 14 Desember 2018. Dengan demikian, total persedian minyak mentah Negeri Paman Sam saat ini mencapai 441.3 juta barrel, bertolak belakang dengan ekspektasi penurunan persedian minyak sebesar 2.4 juta barrel.

“Pasokan (minyak mentah) yang sedang membanjiri pasar, diperparah oleh memburuknya permintaan, sehingga menekan harga minyak WTI hingga berada di bawah $50 per barrel. Hal ini menandai trend Strong Sell untuk minyak," kata Bob Yawger, direktur Mizuho Securities di New York.

 

Outlook Ekonomi Global Ikut Menekan Harga Minyak

Ada lebih dari 900 ribu kontrak minyak yang berpindah tangan pada hari Selasa kemarin, jauh melampaui rata-rata pada 591 ribu kontrak. Hal tersebut mencerminkan meluasnya aksi jual minyak mentah di pasar.

Kepercayaan Investor memburuk, bukan hanya karena melimpahnya pasokan, tapi juga proyeksi suram para pakar ekonomi terhadap pertumbuhan global di tahun 2019. Menurut survei investor Bank of America Merrill Lynch pada bulan Desember ini, para Fund Manager memproyeksi jika situasi dalam 12 bulan ke depan akan menjadi yang paling suram dalam satu dekade terakhir.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE