Menu

Harga Rumah Di China Tumbuh Dalam Laju Tercepat 5 Bulan

Pandawa

Kenaikan harga rumah baru di China pada bulan Mei menjadi yang tertinggi sejak Desember 2018. Pemerintah pun dihadapkan pada risiko kenaikan harga yang tidak terkendali.

Pada hari Selasa (18/Juni), Departemen Statistik China merilis harga rumah baru yang naik dalam laju tercepat sejak Desember tahun lalu. Laporan tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 0.7 persen (Month-over-Month) pada bulan Mei, lebih tinggi ketimbang level pertumbuhan 0.6 persen pada periode April.

Sementara dalam basis tahunan, harga rumah di negeri Tirai Bambu naik 10.7 persen YoY, tidak berubah dari tingkat pertumbuhan di bulan April. Lembaga yang melakukan survei, NBS, mengungkapkan bahwa sebanyak 67 dari 70 kota besar di China melaporkan kenaikan harga rumah cukup signifikan di bulan Mei.

 

Pemerintah China Hadapi Tantangan Di Tengah Perang Dagang

Kenaikan harga rumah yang terus berlanjut mempersulit upaya pemerintah China untuk menjaga pasar properti. Padahal, pihak pemerintah sebelum ini sudah menggelontorkan stimulus dalam jumlah besar. Beijing telah berulang kali mendesak pemerintah lokal untuk menjaga stabilitas harga rumah, tetapi pelonggaran dalam kredit baru-baru ini telah membuat permintaan meningkat dan menyebabkan harga rumah terus mengalami kenaikan secara signifikan.

Di sisi lain, pembatasan lebih lanjut pada pembeli rumah berpotensi menambah risiko pada perekonomian makro China, yang selama ini sedang berjuang menghadapi perlambatan permintaan akibat perang dagang AS-China.

"Jika pasar perumahan menjadi overheat, maka pemerintah China harus segera melakukan pengaturan agar kondisi membaik," tulis Zhang Dawei, seorang analis properti dari Centaline yang berbasis di Beijing.

Komentar lain juga datang dari Guo Shuqing, ketua Regulator Perbankan China yang memperingatkan bahwa Beijing harus mewaspadai risiko gelembung (Bubble) properti, karena hal itu bisa menghancurkan perekonomian.

"Sejarah telah membuktikan bahwa negara-negara dan kawasan yang terlalu bergantung pada sektor properti untuk menyokong perekonomian, pada akhirnya harus membayar mahal," kata Guo dalam sebuah forum di Shanghai pekan lalu.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE