Hiruk-Pikuk Pasar Forex Pasca Pertemuan G20 |
Setelah minggu lalu mengkritisi industri forex, editorial kali ini kami akan kembali ke pergerakan mata uang major. Pasar forex dua pekan ini belum memberikan kejutan besar.
Setelah minggu lalu mengkritisi industri forex, editorial kali ini kami akan kembali ke pergerakan mata uang major. Pasar forex dua pekan ini belum memberikan kejutan besar. Namun ini justru menciptakan iklim trading yang menarik. Berikut merupakan fokus-fokus trading minggu ini.
Salah satu highlight pasar pekan lalu adalah penguatan kurs negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Sepintas nampaknya negara berkembang telah berhasil meneguhkan diri dari imbas tapering bulan lalu. Investasi asing juga sudah kembali mengalir masuk. Tapi sebenarnya kemelut negara berkembang belum selesai. Bloomberg kemarin (23/2) menyebutkan adanya fenomena 'growth reversal', yaitu pertumbuhan yang menguat di negara maju dan cenderung melambat di Cina, India, Brazil, dan kawan-kawan, berkebalikan dengan kondisi pasca krisis 2008 dimana pasar negara maju tertekan. Tapering yang berkepanjangan memperparah keadaan ini, hingga Menteri Keuangan Cina Lou Jiwei dan Gubernur Bank Sentral India Raghuram Rajan mengkritik kebijakan moneter AS.
Dalam statement G-20 kemarin disebutkan bahwa bank-bank sentral negara maju akan memperhatikan dampak global kebijakan moneter mereka. Di forum tersebut, Gubernur The Fed yang baru dilantik, Janet Yellen, kelihatannya berupaya menenangkan negara-negara berkembang. Namun, walau keprihatinan negara berkembang telah dijawab dalam statemen G20, nyatanya belum ada sinyal dari The Fed kalau mereka akan merubah arah kebijakannya.
Kasak-kusuk The Fed
Salah satu fokus perdagangan USD minggu ini adalah pidato dari berbagai tokoh The Fed mengenai perekonomian AS dan arah kebijakan bank sentral tersebut. Sedikitnya ada lima tokoh FOMC yang akan tampil minggu ini di berbagai event, termasuk Fisher dan Yellen. Sejujurnya kami ragu The Fed akan sungguh-sungguh mempertimbangkan kemelut negara berkembang dalam pengambilan kebijakannya, mengingat beberapa anggota FOMC pernah mengatakan bahwa AS tetap pertimbangan utama kebijakan moneter The Fed. Oleh karena itu, pidato Yellen malam Jumat bisa berdampak besar, dan diharapkan memberi klu penting dalam spekulasi tapering.
Dollar terus menguat di perdagangan pekan lalu, tetapi selama spekulasi tapering belum berakhir dan data ekonomi AS tak memuaskan, maka arah pergerakan Dollar masih belum jelas dan terancam tergelincir disana-sini.
GBP Terancam Bearish, Euro Risiko Tinggi
Di sisi lain, GBP telah mengalami kemerosotan drastis sejak awal minggu lalu, tetapi GBP/USD masih di posisi tinggi tahunan. Ada potensi tren bearish berlanjut, tetapi pusat perhatian ada di rilis GDP Inggris preliminary hari Rabu. Pertumbuhan GDP month-to-month maupun year-on-year diperkirakan stagnan, masing-masing pada 0,7 dan 2,8. Laporan yang lebih rendah akan mendorong tren bearish, sedangkan laporan diatas prediksi akan menopang GBP hingga pidato Gubernur Bank Sentral Inggris Mark Carney pada Jumat malam menjelang penutupan pasar.
Mata uang major yang outlook-nya minggu ini suram adalah Aussie dan Kiwi. Keduanya tertekan oleh pasar yang mengkhawatirkan dampak global perlambatan pertumbuhan Cina. Apalagi, tidak ada fundamental yang memiliki pengaruh signifikan dari Australia dan New Zealand minggu ini, kecuali beberapa rilis berdampak moderat: pidato Gubernur Bank Sentral Australia Glenn Stevens hari Rabu dan laporan neraca perdagangan New Zealand keesokan harinya.
Secara keseluruhan, fundamental pekan ini mengindikasikan pasar yang atraktif baik untuk scalping maupun day trading. Ikuti terus perkembangan pasar forex di berita dan analisis seputarforex, serta diskusikan ide-ide trading Anda di forum forex.