Menu

Household Spending Jepang Ambruk, USD/JPY Stabil

Pandawa

Langkah pemerintah Jepang mengumumkan darurat COVID-19 pada awal April lalu menekan pengeluaran konsumen hingga merosot ke rekor terburuk sejak 2001.

Seputarfoex - Pada hari Jumat (05/Juni), Departemen Statistik Jepang mempublikasikan data Household Spending yang merosot 11.1 persen pada bulan April. Meskipun lebih baik ketimbang forecast ekonom untuk penurunan hingga 15.4 persen, kemerosotan bulan April menandai trend buruk pengeluaran konsumen Jepang yang terus berlanjut sejak Oktober tahun lalu.

Hasil buruk Household Spending sebagian besar dipicu oleh langkah pemerintah Jepang yang menetapkan status darurat nasional COVID-19 untuk mengendalikan penyebaran virus Corona. Kebijakan ini membuat hampir seluruh aktivitas ekonomi terhenti sehingga menjadi faktor utama dibalik kemerosotan pengeluaran konsumen.

Meski darurat nasional COVID-19 secara resmi sudah dicabut oleh pemerintah Jepang beberapa waktu lalu, ekonom berpendapat bahwa rebound perekonomian Jepang diprediksi akan berjalan sangat lambat dan rapuh. Pasalnya, melemahnya trend belanja konsumen Jepang sejatinya sudah terjadi sejak awal kuartal IV/2019, jauh sebelum ekonomi negara tersebut terdampak COVID-19.

Bahkan, paket stimulus raksasa yang digelontorkan pemerintah Jepang disebut-sebut tidak akan bersifat "cespleng" dalam menyelesaikan kemerosotan ekonomi. Analis yang disurvei Reuters baru baru ini memperkirakan jika perekonomian Jepang akan terjungkal hingga -22 persen dari tahun sebelumnya pada kuartal kedua tahun ini, dan hanya pulih tipis pada paruh kedua mendatang.

 

USD/JPY Stabil, Pasar Nantikan NFP AS

Rilis data Household Spending Jepang pagi ini tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan Yen terhadap Dolar AS. Ini tercermin pada posisi pair USD/JPY yang saat ini diperdagangkan di kisaran 109.10, melemah tipis 0.02 persen dari harga Open harian.

Secara umum, pair ini bergerak stabil pada perdagangan Asia hari ini dan berada dekat level tertinggi sejak awal April. USD/JPY ditopang oleh sentimen risk-on yang mulai bergeliat saat banyak negara melonggarkan lockdown dan melakukan normalisasi ekonomi. Selanjutnya, pelaku pasar akan mengantisipasi rilis data NFP AS yang diprediksi akan menjadi market mover pada akhir pekan ini.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE