Menu

Indeks Dolar AS Menurun Jelang Rilis Data Building Permits

A Muttaqiena

Pelemahan Dolar AS terjadi setelah seorang pejabat The Fed mengungkapkan bahwa kenaikan suku bunga tergantung pada kondisi ekonomi.

Indeks Dolar AS diperdagangkan nyaris flat pada sesi Asia, kemudian menurun 0.11 persen ke level 96.06 pada awal sesi Eropa hari Selasa ini (20/November). Pelemahan Greenback terjadi setelah Presiden The Fed untuk wilayah New York, John Williams, mengungkapkan bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan dilakukan, tetapi hanya jika perekonomian benar-benar kuat. Komentar tersebut memperkuat bias dovish yang muncul dari pernyataan dua rekannya dalam forum FOMC, Richard Clarida dan Robert Kaplan, yang dilontarkan kemarin.

Dalam sebuah acara di New York, John Williams mengungkapkan, "Kami kemungkinan entah bagaimana caranya akan menaikkan suku bunga, tetapi itu benar-benar dalam konteks sebuah perekonomian yang sangat kuat. Kami tidak menempuh jalur yang sudah ditentukan sebelumnya. Kami akan menyesuaikan bagaimana cara kami (menata) kebijakan moneter dalam rangka melakukan yang terbaik agar perekonomian tetap kuat dengan inflasi rendah."

Komentar Williams senada dengan pesan yang disampaikan Wakil Ketua The Fed Richard Clarida dan Presiden The Fed untuk wilayah Dallas, Robert Kaplan, kemarin. Keduanya menilai bahwa laju kenaikan suku bunga perlu memperhatikan data-data ekonomi, khususnya karena proyeksi perlambatan pertumbuhan global bisa berhubungan dengan outlook ekonomi AS.

Sementara itu, data NAHB Housing Market Index untuk bulan November yang dirilis kemarin malam menunjukkan penurunan sebanyak 8 poin dari 68 ke 60. Ini merupakan angka terendah sejak bulan Agustus 2016, walaupun skor di atas ambang 50 masih dinilai ekspansif.

Serangkaian laporan tersebut memunculkan kekhawatiran di kalangan investor dan trader menjelang rilis data Building Permits nanti malam (pukul 20:30 WIB) yang termasuk jajaran data ekonomi berdampak tinggi dalam kalender forex. Secara nominal, Building Permits untuk bulan Oktober diprediksi akan naik dari 1.241 Juta menjadi 1.267 Juta; tetapi pertumbuhannya diperkirakan menurun dari +1.7 persen menjadi -0.8 persen.

Per pukul 15:49 WIB, Dolar AS masih menguat versus Euro dan Pounds di tengah ketidakpastian politik di benua Eropa; serta unggul terhadap Aussie lantaran ambiguitas notulen RBA dan eskalasi konflik dengan China. Namun, pasangan mata uang USD/JPY merosot 0.20 persen ke level 112.31 dan USD/CHF melandai 0.14 persen ke level 0.9922 dalam perdagangan intraday.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE