Menu

Inflasi AS Cerah, Waspadai Kebijakan The Fed Juni 2014

SFN

Amerika Serikat melaporkan capaian inflasinya pada Selasa malam kemarin. Indeks Harga Konsumen (headline) AS naik 0.4 persen versus ekspektasi 0.2 persen untuk bulan Mei. Data tersebut kemungkinan akan menjadi asupan positif bagi The Fed dalam menentukan kebijakannya pada pertemuan FOMC yang mulai digelar hari ini hingga esok.

Amerika Serikat melaporkan capaian inflasinya pada Selasa malam kemarin. Indeks Harga Konsumen (headline) AS naik 0.4 persen versus ekspektasi 0.2 persen untuk bulan Mei. Sedangkan inflasi inti juga mengalami kenaikan ke 0.3%, level yang tertinggi sejak bulan Agustus 2011.


Dengan adanya laporan tersebut, volatilitas harga pun sempat bergejolak pada sesi Amerika. Akan tetapi, pergolakan tersebut tak berlangsung lama dan mata uang-mata uang mayor akhirnya diperdagangkan dalam kisaran yang ketat di penghujung sesi Amerika.

Pasca rilisnya data CPI tersebut, Dolar AS pun segera bangkit dengan EUR/USD yang menurun 24 pip ke angka 1.3543, GPB/USD yang jatuh 27 pip ke 1.6594, serta USD/JPY yang melejit ke 102.15 dari sebelumnya 102.00.

Kenaikan CPI AS pada bulan Mei tersebut menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di negeri Paman Sam memperoleh penguatan harga seiring dengan menguatnya perekonomian. Data tersebut kemungkinan akan menjadi asupan positif bagi The Fed dalam menentukan kebijakannya pada pertemuan FOMC yang mulai digelar hari ini hingga esok.

Suku Bunga AS Naik Lebih Cepat Dari Perkiraan Pasar

Menurut Millan Mulraine, Kepala Deputi TD Securities USA LLC New York,"Inflasi di Amerika Serikat menunjukkan perkembangan yang manis, artinya, inflasi berada pada level yang tak terlalu panas juga tak terlalu dingin. Kesimpulannya, tekanan inlfasi rendah yang selama membayangi AS dalam tiga tahun terakhir telah berakhir secara efektif. Hal ini dapat dikatakan sebagai peristiwa besar."

Tangguhnya inflasi inti dalam tiga tahun terakhir ini menjadi pertimbangan yang cukup mantap bagi The Fed. Spekulasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari perkiraan pasar pun mulai santer berhembus. Mayoritas pengamat ekonomi pun meramalkan bahwa suku bunga AS akan segera dinaikkan.

Ketidakpastian Makin Menjadi

Akan tetapi, menurut salah seorang ekonom dari institusi Jefferies, Ward McCarthy, masih ada kemungkinan pula bahwa The Fed tak akan buru-buru merespon kabar baik ini. "Pada dasarnya, ada dua probabilitas respon di badan The Fed. Pertama, data inflasi tersebut bisa saja malah meningkatkan ketidakpastian The Fed. Kedua, hal ini justru akan mempertajam perbedaan pendapat antara kubu dovish dan hawkish di The Fed, sehingga akan cukup sulit untuk membuat keputusan. Dampaknya tentu saja memperkuat ketidakpastian." tutur McCarthy.

Secara umum, The Fed diekspektasikan akan melanjutkan pemotongan stimulusnya sebanyak $10 miliar dengan penekanan bahwa mereka melihat adanya penguatan ekonomi namun hal itu belum cukup. The Fed akan menekankan bahwa tindakan yang mereka ambil bergantung pada data ekonomi.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE