Menu

Inflasi AS Kembali Stabil, Euro Kembali Terkoreksi

Kukuh Raharjo

Indikator inflasi kembali mencatatkan kemampuan nya bertahan pada tren rally. Walaupun sedikit dicederai oleh melempemnya sektor energi. Sementara Euro sebagai mata uang pemersatu Eropa kembali harus menangguk kerugian.

Indikator inflasi kembali mencatatkan kemampuannya bertahan pada tren rally, walaupun sedikit dicederai oleh melempemnya sektor energi. Sementara Euro sebagai mata uang pemersatu Eropa kembali harus menangguk kerugian.


Sedikit Bertumbuh

Hasil survei akan harga barang dan jasa di AS pada bulan Februari tercatat melorot, sangat dipengaruhi oleh performa sektor energi yang belum juga terbangun dari keterpurukan. Perhitungan para analis memperkirakan bakal terjadi deflasi sekitar 0.2 persen dijawab dengan tepat lewat hasil malam ini.

Namun jika ditelisik dari sisi di luar sektor energi, tingkat inflasi di AS baik secara bulanan ataupun rata-rata tahunan sejatinya menampakkan tren ke arah kestabilan. Bulan Februari ini kembali menegaskan hal tersebut lewat survei Core CPI dengan hasil bertumbuh 0.3 persen. Sejak kwartal terakhir tahun lalu, tren inflasi tahunan terekam tetap berada dalam tren rata-rata di atas 2 persen.

Indikasi tersebut tentu saja bakal menjadi pertimbangan tersendiri bagi The Fed sebagai pemangku kebijakan moneter. Walau jika melihat pengalaman periode-periode yang lalu, The Fed sering kali menggunakan tolok ukur yang berbeda dari kebanyakan analis untuk dijadikan dasar pengambilan kebijakan.

The Fed dalam kerangka inflasi tampak lebih mengacuhkan berbagai hal yang berkaitan dengan kondisi pasar global dan faktor nilai tukar mata uang dolar AS terhadap para rivalnya. Jika memang seperti itu yang mendasari pola pikir para petingginya maka pilihan untuk terus menaikkan tingkat suku bunga acuan bakal tetap ada di atas meja mereka.

Lewat data survei inflasi yang muncul malam ini, praktis hanya data energi yang memberatkan naiknya tingkat inflasi. Sektor makanan, transportasi, pakaian dan hunian hampir secara merata mengalami akselerasi.


Euro Tak Berdaya

Walaupun akan muncul berita yang lebih penting dari CPI, namun para investor Greenback tampaknya sudah tak sabar ingin segera menenggelamkan Euro. Efek kenaikan inflasi di bulan lalu ternyata sudah cukup membuat Euro anjlok ke level 1.1058. Walaupun sempat melawan ke level 1.1111 akhirnya Euro tetap harus tumbang di kisaran 1.1086 sesaat setelah rilis berita inflasi.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE