Menu

Inflasi AS Tertinggi Dalam 13 Tahun, Dolar Moncer Lagi

A Muttaqiena

Data inflasi AS menghebohkan pasar. EUR/USD beredar dekat level terendah tiga bulan, sedangkan USD/JPY diperdagangkan dalam rentang tertinggi sepekan.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) melonjak drastis hingga tembus 92.80 dalam perdagangan sesi New York tadi malam (13/Juli) berkat rilis data inflasi konsumen yang mengungguli ekspektasi pasar. Greenback melandai ke kisaran 92.70-an saat berita ditulis pada sesi Asia (14/Juli) sehubungan dengan kekhawatiran menjelang testimoni Ketua The Fed nanti malam, tapi masih menghuni rentang tertinggi terhadap beragam mata uang mayor.

EUR/USD beredar dekat level terendah tiga bulannya di sekitar level 1.1785. Sedangkan USD/JPY diperdagangkan dalam rentang tertinggi sepekan pada kisaran 110.50-an. Dolar AS hanya bertekuk lutut versus dolar kiwi, karena bank sentral New Zealand (RBNZ) mendadak menyetop program pembelian obligasinya pagi ini.

Laporan inflasi konsumen AS membukukan rekor tertinggi dalam 13 tahun terakhir pada bulan Juni 2021 di tengah kemelut rantai suplai dan berlanjutnya rebound pasca-pandemi dalam biaya-biaya terkait layanan travel. Data inflasi utama tumbuh 0.9 persen versus ekspektasi 0.5 persen (Month-over-Month). Laju inflasi inti tahunan terdongkrak sampai 4.5 persen, padahal pasar sebelumnya hanya memperkirakan kenaikan 4.0 persen (Year-on-Year).

"Data CPI AS yang lebih baik dari ekspektasi lagi-lagi membuat pasar bertanya-tanya tentang apakah kenaikan inflasi akan terbukti sementara atau bertahan lebih lama," kata Tapas Strickland, analis dari National Australia Bank, dalam sebuah catatan yang dikutip oleh Reuters, "Pasar telah berpihak pada interpretasi hawkish, memajukan ekspektasi kenaikan suku bunga (The Fed) ke akhir tahun 2022, (dan mengakibatkan) penguatan luas bagi dolar."

Para investor dan trader kini menantikan testimoni Ketua Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Kongres AS pada hari Rabu dan Kamis. Powell telah berulang kali menegaskan bahwa laju inflasi yang tinggi hanya sementara saja, karena rantai suplai akan mengalami normalisasi dan beradaptasi dengan situasi pasca-pandemi. Banyak pihak ingin tahu apakah ia masih mempertahankan pendapat tersebut seusai rilis data inflasi AS terbaru.

Penguatan USD pasca-rilis data inflasi kali ini menandakan bahwa pelaku pasar bertaruh The Fed bakal berubah pikiran, kemudian melaksanakan tapering atau rate hike lebih cepat demi mengendalikan kenaikan inflasi. Namun, tetap ada kemungkinan The Fed bersikukuh mempertahankan proyeksi kebijakan saat ini, yakni tapering bertahap mulai akhir tahun 2021 dan menaikkan suku bunga mulai tahun 2023.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE