Menu

Inflasi Australia Naik Lewati Ekspektasi, AUD/USD Berusaha Rebound

Pandawa

Inflasi Konsumen Australia naik cukup signifikan selama kuartal kedua, karena didorong oleh kenaikan harga bahan bakar. Pair AUD/USD pun berusaha memangkas kerugian.

Menurut data terbaru yang dirilis oleh Departemen Statistik Australia pada hari Rabu (31/Juli), indeks harga konsumen (CPI) Australia naik 0.6 persen secara kuartalan. Kenaikan itu jauh lebih baik dari pencapaian kuartal sebelumnya yang mengalami stagnasi (0.0 persen), juga melampaui ekspektasi ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang sebelumnya memperkirakan kenaikan ke 0.5 persen saja.

Sementara itu, dalam basis tahunan, CPI Australia tumbuh 1.6 persen, lebih tinggi dari ekspektasi 1.5 persen dan capaian 1.3 persen pada periode sebelumnya.

Kenaikan Inflasi konsumen Australia sepanjang kuartal kedua tahun ini sebagian besar dipicu oleh lonjakan harga bahan bakar (+10.2 persen), diikuti oleh biaya perjalanan liburan internasional dan akomodasi (+2.7 persen), layanan medis (+2.6 persen), serta kenaikan harga tembakau (+2.4 persen). Meskipun begitu, masih terjadi penurunan di sektor harga buah dan sayuran (-2.8 persen), perjalanan liburan domestik (-1.5 persen), dan biaya listrik (-1.7 persen).

Kepala ekonom ABS, Bruce Hockman, mengatakan bahwa lonjakan harga bahan bakar yang mencapai 10.2 persen, menjadi faktor utama yang menyumbang setengah dari kenaikan inflasi pada kuartal kedua. Hockman juga menambahkan, "Beberapa biaya lain yang berpotensi menekan inflasi seperti harga Utilitas dan layanan perawatan anak, masing-masing turun 0.2 persen dan 7.9 persen."

 

AUD/USD Terangkat Naik

Kenaikan inflasi konsumen Australia yang cukup signifikan selama Kuartal II/2019, memberi dorongan terhadap AUD untuk memangkas kerugian versus Dolar AS. Pada saat berita ini ditulis, pair AUD/USD diperdagangkan pada level 0.6887. Pasangan mata uang ini berusaha menjauhi level terendah harian pada kisaran 0.6863, yang sempat tersentuh beberapa saat lalu.

Seperti yang diketahui, Dolar Australia memang terus merosot tajam dalam kurun waktu 2 minggu terakhir, hingga mencatatkan penurunan total sebesar 2.9 persen dalam kurun waktu itu. AUD terbebani oleh outlook dovish Bank Sentral Australia yang diproyeksikan kembali memangkas suku bunganya dalam waktu dekat. Beberapa ekonom bahkan memprediksi jika rate RBA bisa mencapai 0.5 persen dalam beberapa bulan mendatang.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE