Inflasi Bulanan Turun Tajam, Rupiah Melemah |
Inflasi dirilis melemah lebih jauh dari ekspektasi pada siang ini (1/Maret). Rupiah pun melemah hingga menyentuh level Rp14,125 terhadap Dolar AS.
Seputarforex.com - Nilai tukar Rupiah melemah signifikan terhadap Dolar AS pada Jumat siang ini (1/Maret). Menurut grafik pasar spot Bloomberg pukul 14.30 WIB, Rupiah turun di level Rp14,125 per USD, lebih rendah dibandingkan sesi pembukaan hari ini di level Rp14,100.
Sementara itu, grafik USD/IDR Daily juga menunjukkan Rupiah melemah di kisaran Rp14,120. Padahal di sesi trading kemarin, USD/IDR sempat ditutup di level Rp14,058.
Data Inflasi Mengecewakan Ekspektasi
Badan Pusat Statistik secara resmi merilis Data Inflasi periode Februari 2019, hari ini Jumat (1/Maret). Tingkat inflasi tahunan Indonesia (YoY) tercatat turun dari 2.82% ke 2.57%. Angka ini termasuk yang paling kecil sejak November 2009, dan lebih buruk dari ekspektasi penurunan ke 2.75%.
Sementara secara MoM, Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Februari 2019 tercatat berada di level -0.08% month-to-month (MoM), yang anjlok dari level bulan sebelumnya (0.32%), sekaligus gagal memenuhi ekspektasi di level -0.03%. Menurut ulasan media CNBC, hal ini menandakan terjadinya deflasi dibandingkan bulan sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti, penyebab turunnya inflasi pada bulan Februari ini dikarenakan sejumlah bahan makanan yang mengalami pelemahan harga. Ia juga mengungkapkan bahwa sejumlah sektor seperti trasnportasi, komunikasi, dan jasa keuangan turut menyumbang surutnya inflasi.
"Yang memberikan andil inflasi untuk kelompok transportasi, lebih kepada kenaikan tarif angkutan udara dengan andil 0.03 persen dan mobil juga andil 0.01 persen," ujar Yunita, dikutip dari Republika.
AS-China Kembali Memanas
Selain masalah domestik, Rupiah juga tertekan oleh sejumlah faktor eksternal. Investor yang cenderung bermain aman karena kekhawatiran akan risiko perekonomian global, khususnya pada perkembangan negosiasi dagang AS-China.
Ketegangan dagang AS-China kembali memanas, setelah Presiden AS Donald Trump mengutarakan keinginannya untuk membatalkan perundingan dagang dengan China apabila hasilnya tidak memuaskan.
"Saya selalu siap untuk keluar. Saya tidak pernah takut untuk keluar dari kesepakatan, termasuk dengan China," ujar Trump melalui konferensi persnya pada hari Kamis (28/Februari), usai pertemuannya dengan Kim Jong-un di Vietnam.