Menu

Inflasi Inggris Kalap, Sterling Tiarap

A Muttaqiena

Kenaikan inflasi Inggris kali ini mencederai pound sterling, karena pasar mengkhawatirkan dampak negatifnya terhadap perekonomian.

Seputarforex - Pound sterling sempat menguat terhadap euro dan dolar AS seusai rilis data inflasi Inggris hari ini (24/Mei), tetapi langsung merosot lagi dalam waktu singkat. GBP/USD sudah jatuh sampai kisaran 1.2360-an pada awal sesi New York, sedangkan EUR/GBP melesat sampai ke atas level 0.8700-an. Pasalnya, inflasi Inggris gagal melemah sesuai harapan dan memicu kekhawatiran terhadap dampaknya terhadap perekonomian.

Indeks Harga Konsumen (CPI) Inggris menunjukkan pertumbuhan 1.2% (month-over-month) pada bulan April, padahal konsensus hanya memperkirakan pertumbuhan 0.8%. Inflasi CPI Inti juga terakselerasi dengan kenaikan aktual 1.3% versus ekspektasi 0.8% dalam periode yang sama.

Data inflasi tahunan ikut meleset dari ekspektasi. Laju inflasi tahunan untuk semua kelompok barang dan jasa tercatat 8.7%; lebih rendah daripada 10.1% pada periode sebelumnya, tetapi lebih tinggi daripada estimasi konsensus yang dipatok pada 8.3%. Inflasi tahunan untuk kelompok barang inti malah meningkat pesat dari 6.2% menjadi 6.8%.

Menyusul rilis data inflasi Inggris tersebut, pasar memperkirakan BoE akan perlu menaikkan bunga lagi pada Juni (25 bps), September (25 bps), Agustus (25 bps), dan November (10 bps) hingga mencapai tingkat bunga terminal pada 5.35%. Padahal, pasar sebelumnya cuma memperhitungkan kenaikan bunga sebanyak dua kali lagi sampai terminal 4.85%.

Data inflasi CPI yang tinggi biasanya memotivasi bank sentral untuk menaikkan suku bunga, sehingga berdampak positif bagi nilai tukar mata uang. Namun, relasi antara variabel-variabel ini kian memudar bagi pound sterling. Alasannya, kondisi ekonomi Inggris terancam merosot tajam apabila Bank of England (BoE) benar-benar menaikkan bunga lagi sampai ke tingkat yang sangat tinggi demi menekan inflasi. Di sisi lain, inflasi berisiko makin tak terkendali apabila tingkat bunga tak cukup restriktif.

"Kita sekarang berada dalam ranah di mana jika BoE benar-benar memenuhi ekspektasi pasar dan menentukan suku bunga setinggi itu, kita akan berbicara tentang prospek investasi Inggris yang memburuk, dan pertimbangan stabilitas keuangan mulai menarik perhatian, sehingga negatif untuk aset-aset Inggris," kata Simon Harvey, kepala analisis FX di Monex Europe, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Duet GBP/USD saat ini juga tertekan oleh memburuknya sentimen pasar global di tengah ketidakpastian negosiasi plafon utang AS . Perwakilan Demokrat dan Republik kemarin lagi-lagi mengakhiri negosiasi tanpa tanda-tanda kompromi, sehingga memicu aksi risk-off dari bursa saham dan aset-aset high risk ke dolar AS.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE